TopCareer.id – Presiden Prabowo Subianto resmi melakukan reshuffle kabinet dengan mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, dengan Brian Yuliarto.
Dalam konferensi persnya di Istana Negara, Jakarta. Rabu (19/2/2025) usai pelantikan, Brian mengatakan Presiden Prabowo memintanya untuk segera bekerja demi mendukung program-program pemerintahan.
“Baru dilantik, nanti kita coba masuk ke kantor seperti apa, kita pelajari dan sebagainya. Intinya kita ingin program-program dari pak presiden bisa kita percepat, kita bantu,” kata Brian, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Brian Yuliarto sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, dia juga merupakan dosen, Dekan, dan guru besar di Fakultas Teknologi Industri kampus tersebut.
Baca Juga: Anggaran Beasiswa-KIP Kuliah Terancam Efisiensi, Mendikti Usul Tak Dipangkas
Mengutip laman resmi FTI ITB, Brian lahir di Jakarta pada 27 Juli 1975. Dia menempuh pendidikan Sarjananya (S1) di ITB dengan bidang Teknik Fisika.
Brian kemudian melanjutkan studi magister (S2) dan doktoralnya (S3) di University of Tokyo Jepang dengan bidang Quantum Engineering and Systems Science.
Pria bergelar profesor ini juga aktif melakukan penelitian di bidang nanoteknologi dan biosensor, dengan sejumlah hasil riset sudah dipublikasikan dalam jurnal internasional ternama.
Selain itu, Brian juga pernah terlibat dalam rogram riset inovatif bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk pengembangan biosensor dan biodivais dalam pengendalian penyakit tropis dan wabah penyakit.
Ia juga terlibat dalam Program Riset Inovatif Produktif (RISPRO LPDP) untuk mendukung pengembangan teknologi kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: Prabowo Ingin Matematika Dikenalkan Sejak TK, Ini Kata Pakar
Tahun 2024 lalu, Brian meraih Habibie Prize 2024 untuk kategori Ilmu Rekayasa, yang diberikan oleh Yayasan SDM Iptek.
Salah satu penelitian utamanya adalah pengembangan “biosensor portabel” untuk deteksi virus demam berdarah DENV-3, serta sensor gas berbasis oksida logam untuk pemantauan lingkungan dan industri.
Sebelum menerima Habibie Prize, Brian juga masuk ke dalam World’s Top 2% Scientist versi Stanford University pada tahun 2022. Tahun 2021, ITB juga memberikannya penghargaan sebagai Peneliti Terbaik.
Brian sendiri menggantikan Mendiktisaintek sebelumnya Satryo Brodjonegoro, yang mengatakan mundur dari jabatannya karena apa yang dia kerjakan tidak memenuhi harapan pemerintah.
“Alasan utamanya karena saya sudah bekerja keras selama empat bulan ini. Namun karena mungkin tidak sesuai dengan harapan dari pemerintah, saya lebih baik mundur daripada diberhentikan,” ujarnya di kantor Kemdiktisaintek, Jakarta.