TopCareerID

Komdigi Beri Pelatihan Visual Coding ke Siswa SD

Wamenkomdigi Nezar Patria meninjau pelatihan koding untuk siswa SDN Pangukan, Sleman, di kantor Balai Pengembangan SDM Kementerian Komdigi, Yogyakarta, Rabu (19/2/2024). (Dok. Komdigi)

TopCareer.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggelar pelatihan visual coding untuk siswa sekolah dasar (SD).

Menurut Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria, tujuannya adalah agar siswa-siswa SD ini memiliki kemampuan dasar pemrograman sejak dini, sehingga bisa menjadi talenta digital di masa depan.

“Sasarannya dari kelas 5 SD koding itu diperkenalkan, karena ini juga persiapan buat mereka nantinya sejak usia sekolah dasar sudah mendapatkan dasar-dasar (pelatihan coding),” kata Nezar.

Di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komdigi Yogyakarta, Rabu (19/02/2025), Nezar mengatakan nantinya mereka bisa mempelajari lagi keterampilan tersebut di kelas 6.

“Setelah lulus masuk SMP diharapkan kemampuan mereka untuk menyerap dan juga mempraktikkan koding sudah jauh lebih baik,” kata Nezar, seperti dikutip dari siaran pers.

Baca Juga: Komdigi Godok Regulasi Buat Batasi Usia Anak di Platform Digital

Ia mengatakan, dengan pelatihan sejak usia dini, jenjang pendidikan yang dapat ditempuh tiap siswa akan lebih kaya dengan berbagai pilihan keterampilan dan penguasaan teknologi terbaru.

Nezar mengatakan, pelatihan di tingkat SMP penting sebagai langkah awal sebelum melanjutkan ke SMA.

Setelah tingkat SMA, pelajar akan mendapatkan berbagai pilihan, seperti masuk ke SMK, melanjutkan ke universitas, atau memperdalam keterampilan dengan belajar khusus di bidang digital.

“Ini kita bekali sejak usia dini, nanti bagaimana perkembangan selanjutnya kita harapkan berguna buat mereka,” kata Nezar.

Baca Juga: Pelajaran Coding dan AI di Sekolah Harus Sesuai Kapasitas Anak

BPSDM Kementerian Komdigi sendiri telah menyiapkan platform khusus Learning Management System atau aplikasi Scratch, untuk memudahkan pelajar SD mengenal dan belajar koding secara visual.

Platform ini juga digunakan 50 orang siswa kelas 5 SD Negeri Pangukan Sleman.

Nezar pun mengutip hasil Readiness Assessment Methodology Artificial Intelligence (RAM AI) UNESCO, yang menyebut ada tiga faktor yang perlu ditindaklanjut agar Indonesia siap menghadapi era AI.

“Kesenjangan digital, infrastruktur digital dan bidang riset serta pengembangan AI,” kata Nezar.

“Ketiganya ini menjadi catatan buat Komdigi dan pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian yang lebih serius dan lebih sistematis untuk bisa mengantisipasi tantangan ke depan,” pungkasnya.

Exit mobile version