TopCareerID

Menaker Sebut K3 dan Produktivitas Jadi PR Besar Ketenagakerjaan

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, membuka Rakernas III Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Jakarta, Kamis (27/2/2025) (YouTube KSPSI Official).

TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang masih harus diselesaikan di bidang tenaga kerja.

Ini dia nyatakan dalam sambutannya di Hari Ulang Tahun (HUT Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) ke-25. Yassierli mengatakan, buruh atau pekerja merupakan elemen penting di Indonesia.

Ia menyebut, jumlah pekerja di Indonesia mencapai hampir 145 juta dengan mereka yang bekerja di sektor formal sebanyak 60,8 juta dan di sektor informal sebanyak 84,1 juta.

Namun, kata Yassierli, masih banyak PR yang harus dibereskan di bidang ketenagakerjaan.

“PR kita yang pertama adalah terkait dengan menghadirkan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang baru, yang berkeadilan,” kata Menaker di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Baca Juga: Menaker: Aturan THR Ojol Masih Tahap Finalisasi

Dia pun berharap UU Ketenagakerjaan yang baru akan jadi warisan bersama dengan buruh, karena di dalam pembentukannya juga melibatkan KSPSI dan para pekerja.

Pekerjaan lainnya adalah terkait penegakan norma ketenagakerjaan dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di industri.

“Kita sering mendengar masih banyak teman-teman kita yang bekerja kemudian tidak mendapatkan perlakuan yang adil dan layak, terkait dengan upah, pesangon, hak cuti, dan berbagai macam,” kata Yassierli.

“Ini membutuhkan kerja keras kita semua untuk memastikan law enforcement itu ada, dan kami dari Kementerian Ketenagakerjaan terus memperkuat kolaborasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Putusan MK Soal UU Ciptaker, Pakar Soroti Pemenuhan Hak Buruh

Masalah lainnya adalah soal daya saing. Menurut Menaker, tingkat produktivitas di Indonesia masih rendah.

“Produktivitas artian kemampuan kita untuk menghasilkan output, menghasilkan barang, menghasilkan nilai dengan sumber daya yang kita miliki,” kata Yassierli.

Dia menyebut, kinerja dan produktivitas Indonesia masih di bawah rata-rata negara-negara ASEAN. Sehingga, dibutuhkan kerja keras untuk menciptakan pekerja-pekerja Indonesia masa depan yang produktif.

“Pekerja Indonesia 4.0 yang siap menjawab kebutuhan industri, tuntutan teknologi, tuntutan zaman, sehingga dia bisa kemudian hadir menjadi pekerja-pekerja yang diandalkan di industrinya,” kata Menaker.

“Dampaknya, kesejahteraan itu adalah hasil yang otomatis dirasakan,” pungkasnya.

Exit mobile version