TopCareer.id – Industri Kecil dan Menengah (IKM) dirasa punya peran untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun mendorong agar lebih banyak pelaku industri yang baru, serta memperkuat pelaku IKM agar semakin produktif, sehingga bisa lebih menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Hal ini disampaikan oleh Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kemenperin.
“Di saat banyak industri menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan bisnisnya, pertumbuhan pelaku IKM yang tersebar di berbagai daerah justru mampu menyerap tenaga kerja baru, dan berkontribusi positif terhadap sektor industri manufaktur,” kata Reni.
Mengutip keterangan tertulis, Sabtu (15/3/2025), Reni menyebut populasi IKM saat ini mencapai 4,5 unit usaha, serta berkontribusi hingga 99,77 persen dari total unit usaha industri.
Dengan jumlah ini, mereka berperan menyerap 65,52 persen dari total tenaga kerja di sektor industri keseluruhan, atau sekitar 13,11 juta tenaga kerja industri di sektor ini.
Baca Juga: Menperin: Indonesia Bakal Punya Fasilitas R&D Apple Pertama di Asia
Sementara, nilai output IKM terhadap industri pengolahan nonmigas tercatat sebesar 21,53 persen dari total nilai output industri nasional, dan laju pertumbuhan PDB IKM year on year sebesar 5,26 persen.
“Jika IKM dapat tumbuh dan berkembang, tentu akan meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Reni.
Ia mengatakan, Kemenperin akan terus mendorong keterampilan dan manajemen bisnis pelaku UKM, agar terus bertahan melalui scaling up brand, dengan cara storytelling yang baik, serta mengoptimalkan penjualan di platform digital.
Menurut Dickie Sulistya, Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK), secara umum ada dua skill yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha yaitu hard skill dan soft skill.
“Hard skill berkaitan erat tentang bagaimana memproduksi suatu produk, sedangkan soft skill berkaitan erat tentang bagaimana mengelola suatu usaha agar dapat berjalan, menguntungkan dan berkembang di masa depan,” ujarnya.
Baca Juga: Prabowo Sebut Bank Emas Bisa Buka 1,8 Juta Lapangan Kerja Baru
Dickie mengungkapkan, BPIFK memiliki program Inkubator Bisnis Kreatif atau Creative Business Incubator (CBI), program akselarasi bisnis untuk meningkatkan kapasitas usaha atau bisnis pelaku IKM fesyen dan kriya agar naik kelas.
BPIFK juga rutin menyelenggarakan berbagai program peningkatan kemampuan pelaku usaha untuk mendesain produk yang dibutuhkan oleh konsumen, salah satunya yaitu melalui webinar.
“Dalam pengelolaan usaha atau bisnis, IKM membutuhkan empat keterampilan dasar dalam manajemen yaitu, manajemen pemasaran, manajemen SDM, manajemen produksi, dan manajemen keuangan,” kata Dickie.
Ia menambahkan, dalam seri webinar mereka, BPIFK juga mengangkat topik-topik yang relevan dan strategis dalam dunia pemasaran dan penjualan, seperti brand storytelling, optimasi marketplace, dan pemasaran digital melalui e-katalog LKPP.