TopCareer.id – Indonesia masih dianggap sebagai pilihan bagi jenama-jenama seperti Nike dan Adidas dalam memperluas produksinya.
Febri Hendri Antoni Arief, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim, hampir 30 persen dari seluruh tenaga kerja di pabrik Adidas dan Nike ada di Indonesia.
“Indonesia sekarang menyumbang hampir 30 persen dari total tenaga kerja pabrik global Adidas dan Nike. Ini bukti nyata daya saing industri manufaktur kita semakin diakui dunia,” kata Febri, melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu (19/3/2025).
Febri menyebut, posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kelas dunia juga menghadirkan peluang lapangan kerja yang semakin luas, bagi sumber daya manusia di dalam negeri.
Baca Juga: Kata Menaker Soal Ramainya Perusahaan Besar Lakukan PHK di Indonesia
Di sektor alas kaki, menurut catatan Kemenperin, 7.644 tenaga kerja baru direkrut pada 2024, naik tiga persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikan jumlah tenaga kerja di sektor ini mencapai 271.774 orang.
Sementara di sektor pakaian, penambahan mencapai 10.013 pekerja baru, atau melonjak 30 persen year-on-year, total menjadi 36.409 tenaga kerja.
Menurut Febri, sebagian besar pabrik pemasok Adidas dan Nike di Indonesia dimiliki oleh investor asing, terutama dari China, Korea Selatan, dan Taiwan.
Mereka semakin aktif menambah tenaga kerja untuk meningkatkan kapasitas produksi, misalnya Ontide (Korea Selatan) dan Korrun (Vietnam) yang telah merekrut lebih banyak pekerja Indonesia.
Baca Juga: Menperin: Indonesia Bakal Punya Fasilitas R&D Apple Pertama di Asia
Di sisi lain, Kemenperin mengatakan PT Pancaprima Ekabrothers mengalami penurunan jumlah pekerja besar 10,9 persen. Sementara, Adidas tengah menjajaki pembukaan pabrik baru di Indonesia lewat mitra lokal seperti PT Adonia dan PT Aroma.
Kemenperin melaporkan, total ekspor alas kaki dan pakaian Indonesia pada 2024 tembus USD 11,2 miliar, naik 9,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Amerika Serikat tetap menjadi pasar terbesar, menyerap 60 persen ekspor pakaian Indonesia. Untuk alas kaki, ekspor ke Negeri Paman Sam melonjak 24,6 persen (year-on-year), setara dengan USD 2,9 miliar.
Febri mengatakan, tren ini merupakan peluang besar bagi penguatan industri dalam negeri. Tidak hanya meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, tapi juga membuka lapangan kerja baru dan memberikan multiplier effect yang luas.