TopCareerID

Bisnis di Asia Tenggara Jadi Target Setengah Juta Serangan Phishing Tahun Lalu

Ilustrasi phishing. (Kaspersky)

TopCareer.id Lebih dari setengah juta serangan phishing menargetkan bisnis di Asia Tenggara pada tahun 2024. Hal ini diungkap oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky.

Tahun lalu, solusi keamanan bisnis Kaspersky telah memblokir lebih dari 500 ribu upaya untuk mengklik tautan financial phishing, pada perangkat bisnis atau perusahaan di Asia Tenggara.

Financial phishing ini secara khusus menargetkan perbankan, sistem pembayaran, dan retailer daring.

Salah satu modusnya termasuk situs palsu yang dirancang untuk meniru platform pembayaran terpercaya, dengan tujuan menipu pengguna agar mengungkapkan informasi keuangan.

Baca Juga: Kaspersky Ungkap Hampir 900 Juta Upaya Phishing di 2025

“Banyaknya upaya phishing keuangan yang kami deteksi pada perangkat bisnis di Asia Tenggara sangat mengkhawatirkan,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara, Kaspersky.

Menurut Yeo, Asia Tenggara kini menjadi hotspot bagi penjahat siber, karena pesatnya perkembangan ekonomi digital, yang diprediksi mencapai USD 1 triliun pada 2030.

“Jelas bahwa penjahat dunia maya mengeksploitasi adopsi digital yang cepat di kawasan ini dan perusahaan harus tetap waspada,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Jumat (21/3/2025).

Kaspersky mencatat, antara Januari hingga Desember 2024, mereka berhasil menggagalkan hingga 534.759 serangan phishing keuangan, yang menargetkan pada bisnis di Asia Tenggara.

Targetnya pun tak kenal skala, mulai dari perusahaan kecil hingga besar.

Baca Juga: Awas, Serangan Spear Phishing Bisa Tiru Email Asli

Jumlah tertinggi upaya phishing finansial yang menargetkan bisnis di wilayah Asia Tenggaara terdeteksi di Thailand (247.560), diikuti Indonesia (85.908), dan Malaysia (64.779).

Perusahaan-perusahaan di Vietnam menghadapi ancaman ini hingga 59.560 kali tahun lalu. Sementara, Singapura dan Filipina mencatat jumlah insiden paling sedikit dengan masing-masing hanya lebih dari 38.000 upaya.

Yeo mengatakan, peningkatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), membuka jalan bagi situs palsu yang lebih meyakinkan.

“Pada saat yang sama, lanskap regulasi yang beragam di kawasan ini dan berbagai tingkat kematangan keamanan siber di antara bisnis menjadikannya target yang menarik untuk serangan yang bermotif finansial,” ujarnya.

Maka dari itu, penting bagi bisnis untuk memiliki alat yang tepat dan akses ke intelijen ancaman secara real-time, yang mereka butuhkan agar tetap unggul dari ancaman siber.

Tips Biar Tak Jadi Korban Phishing Bagi Individu

Tips Biar Tak Jadi Korban Phishing Bagi Bisnis

Exit mobile version