TopCareer.id – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengungkapkan, jumlah pendaftar calon mahasiswa ke perguruan tinggi mengalami penurunan. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu indikasi lapangan kerja yang semakin menurun.
“Saya bertemu dengan beberapa Rektor PTN dan PTS, yang terjadi saat ini adalah jumlah pendaftar perguruan tinggi kita menurun,” kata Brian dalam Kuliah Bestari (KB) bertajuk “Menyalakan Nurani Bangsa” yang disiarkan secara daring di Youtube UGM.
“Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan tenaga kerja terampil, berpengetahuan dan berpendidikan tinggi itu juga turun. Artinya memang betul terkonfirmasi dari data, bahwa industri kita mungkin sebagian berubah menjadi perdagangan saja,” ujarnya.
Dikutip dari laman resmi UGM, Senin (24/3/2025), Brian mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang memasuki era penurunan kemampuan untuk memproduksi barang, sehingga negara membutuhkan kebangkitan industri.
Baca Juga: Kemenperin: IKM Harus Makin Produktif Biar Bisa Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Padahal, kata Brian, munculnya beragam industri akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan, sehingga masyarakat mampu memperbaiki gizi dan memiliki kemampuan menyekolahkan anak hingga jenjang pendidikan tinggi.
Di sisi lain, negara juga mengalami dilema karena harus menghadapi antara menciptakan industri terlebih dulu atau mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
“Kalau banyak men-create SDM unggul, riset inovasi kita kuat tapi industri tidak siap, mungkin kita juga akan bertepuk sebelah tangan. Demikian juga dengan industri yang mau meningkat tajam, kalau SDM tidak siap itu juga jadi permasalahan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, rasio lulusan S2-S3 terhadap populasi usia produktif di Indonesia hanya mencapai 0,5 persen. Angka tersebut jauh di bawah negara-negara maju yang memiliki rasio sekitar 9 persen.
Jika dibandingkan dengan tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand, negara-negara ini bahkan memiliki rasio 2,4 persen.
Baca Juga: Seretnya Lapangan Kerja Formal Bikin Angka Kelas Menengah Anjlok
Brian pun mengatakan Indonesia harus berupaya untuk keluar dari jebakan negara pendapatan menengah. “Bangsa Indonesia harus maju dan mampu bersaing dalam penguasaan teknologi dan inovasi,” ujarnya.
Mendiktisaintek menambahkan, pendidikan tinggi Indonesia juga masih menghadapi tantangan untuk, meningkatkan indeks penguasaan inovasi teknologi, serta jumlah peneliti secara signifikan.
Peringkat Indonesia dalam Global Innovation Index yang masih tergolong rendah menunjukkan perlunya strategi yang lebih agresif dalam mendorong inovasi dan penelitian.
Perguruan tinggi pun diharapkan mampu mendorong peningkatan jumlah pascasarjana di bidang sains dan teknologi, melakukan investasi dalam penelitian, serta penguatan koneksi antara akademisi dan industri, sebagai langkah penting untuk mempercepat kemajuan teknologi di Indonesia.
Baca Juga: Susah Dapat Kerja Makin Dikeluhkan Warganet di Medsos
Di samping itu, ilmu sosial juga dinilai punya peran dalam industrialisasi berbasis teknologi. Brian menekankan, permasalahan pemerataan dan ketimpangan sosial jadi perhatian utama dalam pembangunan industri maju.
Menurut Brian, jika tidak dikawal dengan transformasi sosial yang baik, maka dampaknya bisa menjadi masalah besar bagi masyarakat.
“Untuk itu, industrialisasi yang ambisius menjadi langkah strategis yang harus diambil. Namun, percepatan ini tidak boleh hanya berfokus pada aspek ekonomi dan teknologi semata, melainkan juga harus dilengkapi dengan analisis sosial dan kemasyarakatan,”katanya.
Pendekatan berbasis keilmuan akan sangat membantu dalam menyusun strategi yang tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi juga menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat.
“Transformasi sosial yang efektif harus menjadi bagian integral dari pembangunan industri nasional,” Brian menegaskan.