TopCareer.id – Santri juga bisa jadi talenta digital. Untuk mewujudkan ini, dibutuhkan literasi digital serta digitalisasi yang dimulai dari pesantren.
Basnang Said, Direktur Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama mengatakan, digitalisasi di lingkungan pesantren menjadi langkah strategis untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Ia menyebut, saat ini ada sekitar 42 ribu pondok pesantren dengan jumlah santri mencapai 4,6 juta jiwa. Jika dihitung dengan madrasah dan sekolah dalam naungan pesantren, jumlah santri berkisar 18 juta jiwa.
“Di sini letak pentingnya pesantren dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sektor pendidikan,” kata Basnang, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (25/3/2025).
“Namun, mayoritas pesantren berada di wilayah pedesaan dengan keterbatasan akses terhadap teknologi dan infrastruktur,” imbuhnya. Maka dari itu, dia menegaskan upaya digitalisasi harus terus dilakukan.
Upaya pengembangan santri sebagai talenta digital di pesantren juga jadi perhatian perusahaan teknologi Huawei, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) 2025.
Baca Juga: Potensi Ekonomi Digital RI Perlu Didukung Keamanan Siber yang Kuat
Program CSR Huawei 2025 melaksanakan penyaluran donasi makanan bergizi serta perangkat digital untuk pesantren di 16 kota di Indonesia.
“Kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Visi Indonesia 2045,” kata Kian Chen, Vice President, Huawei Indonesia.
Inisiatif ini, kata Kian Chen, bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam menciptakan generasi muda yang sehat dan berkualitas.
Selain itu, salah satunya inisiatif Huawei untuk memperkuat ekosistem digital yang eksklusif, adalah lewat program pengembangan talenta digital di berbagai pondok pesantren.
Wijaya Kusumawardhana, Staf Ahli Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kementerian Komunikasi & Digital mengapresiasi langkah Huawei untuk memperkuat literasi digital di lingkungan pesantren.
“Mari kita optimalkan transformasi digital untuk mencerdaskan bangsa,” kata Wijaya.
Baca Juga: Talenta Digital Berperan Dorong Pertumbuhan dan Inovasi di ASEAN
Wijaya menambahkan, agar seluruh kebaikan digital dapat dirasakan secara optimal, seluruh anggota masyarakat termasuk para santri, harus bisa memanfaatkan teknologi digital secara cerdas dan produktif.
Teknologi juga harus dimanfaatkan agar bisa menciptakan nilai tambah, serta mendorong inovasi serta kreativitas bagi kemajuan bangsa.
“Ini relevan dengan karakter mulia dari Rasul Muhammad yang menjadi panutan para santri,” kata Wijaya.
Suharti, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan swasta, untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
“Setelah akses, kolaborasi dari semua stakeholder, termasuk Huawei diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui digitalisasi,” pungkasnya.