TopCareer.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mewanti-wanti masyarakat untuk lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan, terutama jelang Lebaran.
Okki Rushartomo, Corporate Secretary BNI mengatakan, beberapa modus yang perlu diwaspadai antara lain penipuan lewat SMS, call center, media sosial (medsos) palsu, hingga bermodus giveaway hadiah.
“Kami mengajak partisipasi aktif dari masyarakat dengan tidak membagikan informasi sensitif seperti kata sandi dan kode OTP kepada pihak yang tidak berwenang serta hanya mengakses layanan melalui saluran resmi,” ujarnya, dikutip siaran pers, Selasa (25/3/2025).
Selain itu, Okki menyatakan BNI juga berkomitmen untuk menjaga keamanan data nasabah dengan standar perlindungan tertinggi, serta secara proaktif mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko, demi mencegah berbagai modus penipuan dan ancaman digital.
Modus Penipuan yang Harus Diwaspadai
Berikut ini berbagai modus penipuan yang wajib diwaspadai oleh masyarakat, khususnya jelang Lebaran, menurut BNI:
- Fake BTS
Lebih lanjut, Okki mengungkapkan salah satu modus yang tengah ramai digunakan untuk menipu adalah SMS dengan fake BTS.
Di sini, penipu memanfaatkan teknologi fake BTS untuk mengirim pesan secara langsung ke ponsel korban tanpa melalui operator resmi.
Mereka berpura-pura sebagai pihak bank, serta menawarkan promo menarik atau hadiah tertentu. Jika korban mengklik tautan yang disertakan dalam pesan, penipu dapat mencuri data pribadi dan mengakses keuangan korban.
Baca Juga: Pencurian Data Perbankan di Smartphone Melesat 3 Kali Lipat di 2024
- Call Center dan Akun Medsos Palsu
Modus penipuan melalui call center dan akun medsos palsu juga harus diwaspadai.
Penipu kerap memasang nomor call center palsu di hasil pencarian internet, atau membuat akun media sosial yang meniru akun resmi bank atau marketplace.
Saat korban yang sedang mengalami kendala menghubungi nomor atau akun palsu tersebut, pelaku akan meminta informasi sensitif seperti nomor kartu ATM, kode OTP, serta user ID dan password mobile banking, dengan dalih untuk membantu menyelesaikan masalah.
- Pengembalian Dana
Modus lainnya adalah refund atau pengembalian dana pembelian barang dan tiket online, di mana penipu mengaku sebagai pihak e-commerce atau agen tiket.
Mereka menghubungi korban dan mengklaim adanya kesalahan transaksi atau perubahan jadwal penerbangan.
Dengan alasan pengembalian dana, korban diarahkan untuk mentransfer sejumlah uang atau memberikan data pribadi yang kemudian disalahgunakan untuk transaksi ilegal.
Baca Juga: Pakai Email Perusahaan Buat Akun Netflix dan Discord, Ini Bahayanya
- Mengatasnamakan Kantor Pajak
Penipu juga sering menggunakan nama kantor pajak untuk menakuti korban. Mereka mengirim pesan WhatsApp yang menyebutkan korban memiliki tunggakan pajak dan harus segera memperbarui data, dengan mengklik tautan tertentu.
Agar lebih meyakinkan, penipu menyertakan informasi pribadi korban, seperti nama, email, NIK, dan NPWP. Korban lalu diarahkan untuk melakukan pembayaran ke rekening pribadi pelaku, bukan rekening resmi kantor pajak.
- Giveaway
Penipuan bermodus giveaway hadiah juga harus diwaspadai. Penipu biasanya menawarkan uang tunai THR, gadget, hingga paket liburan untuk memancing korban.
Di sini, korban diminta mengunjungi situs palsu untuk mengisi data perbankan mereka supaya bisa mengklaim hadiah. Namun, data tersebut malah digunakan pelaku untuk menguras rekening korban.
- Card Trapping
Modus lain yang harus diwaspadai adalah dengan card trapping di ATM. Pelaku memodifikasi mesin ATM dengan alat jebakan kartu. Saat korban mengalami kendala, pelaku berpura-pura ingin menolong korban sambil menanyakan nomor PIN.
Korban akan diarahkan menghubungi nomor call center palsu yang ditempel di sekitar ATM, yang tanpa sadar justru menghubungi nomor palsu milik pelaku.
Pelaku lain dari nomor palsu akan meminta korban memberikan PIN atau data pribadi lainnya, yang kemudian dimanfaatkan untuk mengakses dan menguras rekening.