Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Mendikdasmen: Guru Sekolah Rakyat Tak Terikat ASN

Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah tengah mematangkan proses rekrutmen guru dan peserta didik serta kurikulum sekolah rakyat. (Dok: Kementerian Sosial)

TopCareer.id – Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sedang mematangkan proses rekrutmen guru dan peserta didik untuk sekolah rakyat.

Sekolah Rakyat sendiri direncanakan dibuka pada tahun ajaran baru 2025/2026.

Proses rekrutmen ini akan berdasarkan Instruksi Presiden nomor 8 tahun 2025 terkait optimalisasi pengentasan kemiskinan ekstrem yang sudah terbit.

“Inpres No 8 tahun 2025 sudah keluar, yang menjadi pedoman kita dan didalamnya tugas-tugas dari Kemendikdasmen maupun Kemensos juga sudah jelas,” kata Mensos Saifullah Yusuf di kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Sementara, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengatakan proses rekrutmen guru akan dilakukan melalui kontrak kerja individu

“Guru yang dikontrak tidak terikat ASN, dan memang dikontrak untuk mengajar disitu (Sekolah Rakyat),” kata Mu’ti, dikutip dari laman resmi Kemensos, Jumat (11/4/2025).

Baca Juga: Kemendikdasmen Buka Pelatihan Analisis Data Buat Fresh Graduate

Selain itu, guru juga harus sudah lulus PPG (Pendidikan Profesi Guru) dan akan diminta sejumlah kualifikasi.

“Yang pertama ia harus fulltime, harus di situ, dan harus disampaikan di awal. Guru-guru ini juga nantinya akan bisa mengajar lebih dari satu mata pelajaran,” ungkap Mu’ti.

Untuk kepala sekolah, Mu’ti mengatakan ini bisa diputuskan tergantung jumlah muridnya. Bisa di satu lokasi hanya memiliki satu kepala sekolah, yang diisi tiga jenjang SD, SMP, dan SMA.

“Untuk BNBA dari Guru yang akan menjadi tenaga pendidik, akan diserahkan pada 24 April,” ujarnya.

Untuk kurikulum yang akan digunakan pada Sekolah Rakyat menggunakan individual approach atau pemetaan peserta didik di awal.

“Sekolah Rakyat akan dikembangkan berbeda dengan sekolah biasa. Siswa bisa masuk kapan saja tanpa mengikuti tahun ajaran, multi entry multi exit,” kata Mu’ti.

Baca Juga: Dampak Pandemi, Mendikdasmen Sebut Pelajar Indonesia Alami Learning Loss

Dia juga menyebut, tiap siswa akan memiliki capaian belajarnya masing-masing.

Multi entry multi exit jangan dimaknai bisa keluar kapan saja. Namun bisa masuk kapan saja dan mencapai capaian pembelajaran kapan saja,” kata Mu’ti.

“Tidak harus semua siswa disamakan. Yang penting adalah mereka bisa belajar dan karakternya terbentuk melalui asrama,” pungkasnya.

Untuk proses rekrutmen peserta didik akan dilakukan melalui dapodik, dengan diintegrasikan dengan DTSEN (Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional).

“Jika mereka yang masuk desil 1 dan desil 2 tidak terdata pada dapodik berarti mereka adalah anak yang putus sekolah, sehingga tidak akan mengambil peserta didik dari mereka yang sudah bersekolah,” pungkas Mu’ti.

Leave a Reply