TopCareer.id – Gejolak ekonomi di dalam negeri dikhawatirkan terjadi, usai langkah Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan tarif impor yang lebih tinggi terhadap mitra dagangnya termasuk Indonesia.
Menurut Cameron Goh, CEO dan Founder Finetiks, AS merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai USD 28,1 miliar pada 2024.
“Dampaknya jika tarif impor ditetapkan tinggi untuk Indonesia, maka produk Indonesia akan menjadi lebih mahal bagi konsumen Amerika,” kata Cameron, dikutip dari siaran pers, Selasa (15/4/2025).
Hal ini, ujarnya berpotensi menurunkan permintaan dan berdampak negatif pada para eksportir Indonesia.
Baca Juga: Dampak Tarif Trump, 50 Ribu Buruh di RI Terancam PHK
Gejolak ekonomi pun terlihat dengan melemahnya Rupiah, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat anjlok 9 persen pada perdagangan 8 April lalu, menyebabkan trading halt.
“Kombinasi potensi tarif tinggi, pelemahan mata uang, dan penurunan pasar saham menunjukkan ketidakpastian global sedang nyata di depan mata,” kata Cameron.
Untuk itu, Cameron pun mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan. “Ini saatnya kita, sebagai masyarakat, bersikap lebih bijak dalam mengelola keuangan,” kata ujarnya.
Cameron mengatakan, masyarakat dapat mengambil contoh dari apa yang dilakukan Warren Buffet.
Baca Juga: Kena Tarif Impor AS, Ekspor Tekstil hingga Perikanan RI Bakal Terdampak
Menurut Bloomberg Billionaires Index, Buffett merupakan satu-satunya individu di antara jajaran orang terkaya dunia yang mencatat peningkatan kekayaan bersih sepanjang tahun 2025.
Hal ini terjadi di tengah kondisi pasar saham global yang mengalami penurunan sebesar 10 sampai 20 persen sejak awal tahun.
Buffett secara historis dikenal karena memilih strategi menyimpan cadangan kas dalam jumlah besar, saat terjadi resesi atau krisis keuangan. Dia menunggu momen yang tepat untuk bertindak.
“Holding cash saat pasar panik bukan berarti takut ambil risiko, justru itulah strategi jangka panjang yang membuat Buffett semakin kaya ketika orang lain terpuruk,” kata Cameron.
“Momen seperti sekarang adalah pengingat penting bahwa cash is not passive, it’s strategy,” imbuhnya.
Tips Menabung di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Cameron pun mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang tentang menabung.
Menurutnya, menabung bukan sekadar menyisihkan uang, tapi juga mengelola dengan strategi cerdas agar tetap tumbuh, meski dunia sedang tidak pasti.
Untuk itu, ada beberapa tips yang disarankannya:
- Fokus pada kebutuhan utama. Dengan harga barang impor yang semakin mahal, utamakan pengeluaran untuk hal-hal yang benar-benar penting dan tunda pembelian barang mewah yang kurang mendesak.
- Siapkan dana cadangan. Menabung adalah kunci untuk menjaga kestabilan keuangan di masa yang tidak menentu.
- Pilih cara menabung yang menguntungkan. Cari opsi tabungan dengan imbal hasil tinggi dan fleksibilitas yang memudahkan.