Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Edukasi

Rencana Penjurusan Dihidupkan Lagi di SMA, Siswa Harus Diarahkan Sejak Dini

Murid SMA. (dok. website SMAN 7 Manado)

TopCareer.id – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan rencana dihidupkannya lagi penjurusan IPA, IPS, dan bahasa di tingkat SMA.

Sebelumnya, penjurusan semacam ini sempat dihilangkan di masa Kurikulum Merdeka yang diterapkan Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Pada akhir pekan lalu, Mendikdasmen menyebut penjurusan ini dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA), yang berbasis mata pelajaran.

“Karena tesnya berbasis mata pelajaran sehingga ke depan ini jurusan akan kami hidupkan lagi. Jadi nanti akan ada lagi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” kata Mu’ti di kantor Kemendikdasmen Jakarta, Jumat (11/4/2025).

Baca Juga: Dampak Pandemi, Mendikdasmen Sebut Pelajar Indonesia Alami Learning Loss

Menurut anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah, penjurusan di tingkat SMA adalah logis dan wajar. Menurutnya, Indonesia saat ini berada dalam fase kebutuhan yang sangat besar untuk pembangunan, terutama di bidang teknologi.

Namun Ledia mengingatkan, peminatan pelajar terhadap sains dan teknologi belakangan semakin menurun. Penurunan juga terjadi pada peminatan terhadap guru-guru di sekolah, yang terkait dengan hal itu.

“Jadi ini bagian yang harus kita cermati bagaimana agar anak-anak ini memiliki pemikiran, kemauan, dan kemampuan untuk belajar katakanlah bidang Sains, Teknologi, Engineering (rekayasa), dan Matematika (STEM) untuk mereka sudah terbina dan terarah kan sejak dari SMA” kata Ledia, mengutip laman resmi DPR, Selasa (15/4/2025).

Ia menambahkan, urgensi untuk mendorong peminatan terhadap sains dan teknologi sejak sekolah menengah juga penting, karena ini sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto, misalnya soal kedaulatan pangan.

Dalam kedaulatan pangan misalnya, dibutuhkan insinyur yang menguasai teknologi di bidang pangan, termasuk bagaimana pengembangan produksi hasil pangan, teknologi hasil pangan, teknologi pertanian, dan lain-lain.

“Aspek-aspek ini yang juga perlu diperhatikan untuk mempersiapkan siapa yang nanti akan menjalankan visi-misi presiden tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Minat Belajar Sains pada Generasi Muda Dinilai Menurun, Kenapa?

Politikus PKS ini menegaskan, penjurusan di level pendidikan menengah juga harus diimbangi pendidikan konseling di tahap sekolah dasar (SD). Hal ini untuk membantu membangun kepercayaan diri dan memetakan kemampuan belajar dasar para siswa.

“Selain itu, guru konseling itu juga membantu siswa untuk mampu memikirkan bagaimana karirnya ke depan itu, yang sudah diberikan informasi bimbingan sejak awal,” kata Ledia. “Sehingga, di SMP mereka harus sudah melihat ke depan apa saja yang dilakukan dan apa saja yang mereka inginkan,” dia menambahkan.

Jika sedari dini pelajar sudah mendapat gambaran soal apa profesi dan cita-cita mereka di masa depan, mereka akan lebih jelas dalam memilih jurusan yang cocok untuknya, ketika masuk SMA.

Penjurusan juga harus disertai dengan kelengkapan sarana dan prasarana dan guru bimbingan konseling, serta bagaimana memberikan pemahaman soal profesi sejak SD. “Sehingga, saat SMA memilih jurusan bukan karena gengsi, tetapi karena dia tahu ke depan memiliki profesi apa,” kata Ledia.

Leave a Reply