TopCareer.id – Sistem jurusan IPA, IPS, dan bahasa di jenjang SMA yang direncanakan akan diterapkan lagi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dinilai sebagai langkah yang baik.
Menurut Achmad Hidayatullah, pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), langkah pemisahan jurusan IPA dan IPS di SMA ini dapat mendorong fokus belajar siswa, sehingga prosesnya jadi lebih efisien.
“Dengan diberlakukan kebijakan ini lagi siswa tidak terbebani materi yang tidak relevan dengan minat mereka. Sehingga siswa lebih siap ke jenjang pendidikan lebih tinggi sesuai jurusan yang diinginkan,” kata Dayat.
Soal adanya kekhawatiran pemikiran siswa yang lebih sempit karena tidak belajar interdisipliner, Dayat mengatakan hal ini tidak akan terjadi.
“Meskipun ada jurusan IPS, siswa tetap mempelajari matematika sesuai porsinya, begitu pula siswa IPA yang tetap belajar ilmu sosial sesuai porsinya,” kata Dayat, dikutip dari laman resmi UM Surabaya, Rabu (16/4/2025).
Baca Juga: Minat Belajar Sains pada Generasi Muda Dinilai Menurun, Kenapa?
Dia mengatakan, penghapusan jurusan di SMA mengorbankan siswa karena mereka harus belajar banyak mata pelajaran, yang pada gilirannya malah melemahkan penguasaan terhadap materi.
“Dampak turunannya, disadari atau tidak peminat terhadap jurusan matematika, fisika, kimia, atau biologi di perguruan tinggi semakin sepi,” ia menjelaskan.
Namun, Dayat menegaskan sekolah dan guru harus bisa menghilangkan stigma di masyarakat, yang menganggap pelajar jurusan IPA lebih unggul ketimbang jurusan lain.
“Oleh karena itu dalam konteks social cognitive theory, guru memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan diri siswa dalam masing masing jurusan,” pungkas Dayat.