TopCareerID

Masinis, Teknisi, hingga Kebersihan Whoosh Kini Dipegang Pekerja Lokal

Whoosh telah mengangkut 352 ribu penumpang selama beroperasi.

Whoosh telah mengangkut 352 ribu penumpang selama beroperasi.

TopCareer.id – Mulai 10 April 2025 lalu, kereta cepat Whoosh resmi dioperasikan sepenuhnya oleh pekerja lokal dari Indonesia, mulai dari masinis hingga bagian kebersihan.

Kendali sepenuhnya pada sumber daya manusia lokal ini ditandai dengan serah terima pekerjaan masinis dan teknisi kereta dari pihak Tiongkok kepada KCIC.

Dengan begitu, KCIC sudah memegang kendali penuh atas seluruh operasional dan pelayanan dalam perjalanan Whoosh.

Tenaga-tenaga dari Indonesia yang memegang operasional Whoosh ini sudah termasuk masinis, teknisi, chief conductor, kondektur, pramugari, keamanan, hingga kebersihan.

Dikutip dari siaran pers, Kamis (17/4/2025), Eva Chairunisa, General Manager Corporate Secretary KCIC mengatakan, seluruh petugas operasional sudah mengikuti pelatihan sejak Februari 2023.

Baca Juga: Wamenaker Ingin Masinis Indonesia Ambil Alih Operasional Kereta Cepat di 2025

Pelatihan ini mulai dari teori, praktik, on job training, sertifikasi kementerian, dan asesmen oleh tenaga profesional asal Tiongkok.

“Selama proses transfer knowledge tersebut, para personel juga dibekali kemampuan untuk menghadapi berbagai skenario guna memastikan keselamatan dan kelancaran operasional,” ujarnya.

Eva mengungkapkan, ada 34 masinis Indonesia dan 21 teknisi yang siap mengoperasikan Whoosh, dengan 62 perjalanan setiap harinya.

Selain itu, 33 masinis dan 14 teknisi lainnya direncanakan untuk melakukan handover serupa pada Agustus 2025.

Baca Juga: 8 CEO Perusahaan Kereta Api ASEAN Jajal Naik Whoosh

Menurut Eva, proses transfer ilmu untuk masinis lebih cepat dari perencanaan awal. Jika di China proses ini membutuhkan hingga 3 tahun, proses yang dilalui pada pengoperasian Whoosh hanya butuh 1,5 tahun.

Proses ini jadi lebih cepat karena para masinis tersebut sebelumnya sudah berpengalaman di kereta konvensional KAI, dengan pengalaman tiga ribu jam atau 100 ribu kilometer.

“Kepercayaan ini menjadi bukti bahwa SDM Indonesia mampu mengoperasikan moda transportasi modern dengan teknologi terbaru serta standar keselamatan yang tinggi,” pungkas Eva.

Exit mobile version