TopCareerID

Misi Peneliti Derry Tanti Dorong Lebih Banyak Perempuan Terjun di Bidang STEM dan AI

Derry Wijaya, Associate Professor and Course Coordinator, Data Science, Monash University, Indonesia sedang memberikan pemaparan mengenai program studi bidang Data Science yang berfokus pada analisis data dan penggunaan data. (Dok. Monash University Indonesia)

TopCareer.id Perempuan masih punya peluang besar untuk berkarier di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika atau STEM, serta kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang kini masih didominasi laki-laki.

Hal inilah yang didorong oleh Derry Tanti Wijaya, peneliti AI dan pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) yang merupakan Associate Professor and Course Coordinator, Data Science, Monash University, Indonesia.

Peraih gelar Ph.D ilmu komputer dari Amerika Serikat (AS) ini aktif mendorong perempuan untuk berkarier di bidang AI dan data science melalui jalur akademis.

“Salah satu misi saya sebagai peneliti dan pendidik adalah memastikan lebih banyak perempuan terlibat di bidang AI dan merasakan bahwa teknologi ini hadir untuk memberdayakan mereka,” kata Derry, mengutip siaran pers, Rabu (23/4/2025).

“Saya percaya AI harus dikembangkan oleh perempuan sekaligus untuk perempuan, menciptakan ruang di mana mereka merasa dihargai, didengar, dan didukung, baik sebagai inovator maupun pengguna yang merasakan manfaat nyata dari teknologi tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Menteri PPPA: Semangat Kartini Hidup dalam Diri Gen Z

Menurut Derry, dirinya banyak meneliti bagaimana narasi media, baik tradisional maupun digital, membentuk pemahaman publik tentang isu-isu utama seperti kesehatan dan politik.

Maka dari itu, dia membangun sistem NLP yang mendeteksi dan mengurangi bias dalam mempromosikan wacana publik yang lebih adil dan akurat. Penelitiannya membantu meningkatkan literasi media dan memerangi misinformasi secara sistemik.

Derry mengembangkan perangkat NLP berbasis AI untuk meningkatkan akses informasi kesehatan reproduksi bagi perempuan Indonesia.

Risetnya ini didukung oleh dana hibah USD 60 ribu dari Google Academic Research Award (GARA). Inisiatifnya bertujuan untuk menyediakan informasi kesehatan yang terpercaya, mudah diakses, dan peka budaya, khususnya bagi komunitas-komunitas kurang terlayani.

Fokus utama dari seluruh riset yang dia lakukan adalah pengembangan teknologi yang mencerminkan kebutuhan pengguna, terutama perempuan, dengan menekankan transparansi, keadilan, dan inklusi dalam sistem AI.

“Tujuannya adalah memastikan inovasi menjadi alat pemberdayaan bagi semua,” kata Derry.

Baca Juga: Hari Kartini, Mom Uung Dukung Perjuangan Ibu Menyusui

Sementara di luar akademis, ia mengarahkan hasil riset untuk mendukung penggunaan teknologi yang etis dan terinformasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia.

Derry mengungkapkan, beberapa contoh pemanfaatan riset terkait meliputi pengembangan model AI yang mampu mengadopsi sudut pandang perempuan, sehingga dapat digunakan untuk menghadirkan ruang komunikasi yang lebih aman dan nyaman bagi perempuan dalam menyampaikan isu-isu kesehatan.

Dengan pendekatan ini, model AI tidak hanya memahami konteks, tapi juga mengurangi potensi bias dan menggunakan bahasa yang profesional, empatik, dan inklusif.

“Seperti semangat kesetaraan yang disuarakan oleh Kartini, saya optimis mendorong pemberdayaan perempuan jauh melampaui akses pendidikan, membawa lebih banyak peran mereka dalam pengembangan teknologi yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan,” pungkas Derry.

Exit mobile version