TopCareer.id – Rekrutmen di pasar tenaga kerja Indonesia diprediksi lebih aktif pada paruh kedua tahun 2025, menurut laporan “Hiring, Compensation, and Benefits 2025” yang dirilis oleh Jobstreet by SEEK.
Laporan ini didapatkan dari survei pada September hingga Oktober 2024, dengan melibatkan 1.273 praktisi rekrutmen dan SDM di Indonesia dari berbagai industri dan ukuran perusahaan, untuk menghasilkan data yang seimbang dan tidak bias.
Pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/4/2025), Wisnu Dharmawan, Sales Director Jobstreet by SEEK mengakui, saat ini memang banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau mengurangi tenaga kerja.
“Di survei sebelumnya di 2023 akhir itu 28 persen saja dari company yang melakukan pengurangan workforce, tapi di survei terakhir ini yang kita lakukan di akhir tahun lalu itu 42 persen melakukan pengurangan workforce,” kata Wisnu.
Namun, kata Wisnu, 90 persen perusahaan responden tetap meningkatkan atau mempertahankan jumlah karyawannya.
Baca Juga: Perusahaan Kini Bisa Pasang Iklan Lowongan Kerja Secara Gratis di JobStreet
“Artinya di sini bukan berarti layoff berbanding lurus dengan pengurangan karyawan, tidak, tapi di sini kan ada misalnya pencarian karyawan dengan skill yang berbeda atau peningkatan kapabilitas karyawan,” kata Wisnu.
“Sehingga mungkin ada yang di-layoff tapi ada juga yang di-hire, sehingga aktivitas rekrutmen ini tetap tinggi,” imbuhnya.
Adapun, 42 persen responden memprediksi adanya rekrutmen yang lebih aktif di paruh kedua tahun 2025 pada pasar ketenagakerjaan Indonesia dibandingkan dengan tahun 2024. Angka ini meningkat 6 persen dari prediksi aktivitas rekrutmen di paruh pertama tahun ini.
Data dari survei juga menunjukan bahwa 94 persen perusahaan di Indonesia aktif dalam melakukan rekrutmen.
Peningkatan terbesar dalam rekrutmen ini terlihat pada karyawan paruh waktu kontraktual yang melonjak dari 17 persen pada tahun 2023, menjadi 32 persen di tahun 2024.
Selain itu peningkatan juga terlihat pada rekrutmen karyawan tetap paruh waktu dari angka 52 persen menjadi 56 persen di tahun 2024.
Baca Juga: Cuti Ayah Belum Jadi Prioritas di Indonesia
Menurut Wisnu, sementara perekrutan penuh waktu tetap tinggi, pertumbuhan dalam perekrutan paruh waktu khususnya paruh waktu tetap, menunjukkan pergeseran prioritas dan membuka peluang peran baru dalam pasar tenaga kerja.
“Perusahaan mempekerjakan lebih banyak karyawan paruh waktu untuk meningkatkan fleksibilitas, menghemat biaya tunjangan, mengelola beban kerja musiman atau yang berfluktuasi, dan menarik individu yang mencari keseimbangan kehidupan dan pekerjaan yang lebih baik,” kata Wisnu.
Menurut Jobstreet, tren rekrutmen Indonesia sendiri cenderung stabil, meski terlihat penurunan pada sektor usaha kecil. Di 2022 angka rekrutmen mencapai 92 persen, lalu 97 persen di 2023, dan 94 persen pada 2024.
“Yang turun itu sebenarnya hanya di segmen small enterprise, usaha kecil, itu turun dari 95 persen ke 91 persen,” kata Wisnu.
Sementara, pada perusahaan skala menengah dan besar angkanya tetap di 97 persen pada skala menengah dan 98 persen untuk skala besar.
Usaha kecil dikategorikan pada mereka yang memiliki hingga 50 karyawan, menengah punya 50 sampai 100 karyawan, dan besar di atas 100 karyawan.