TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli memperkenalkan program School to Work Transition, sebagai salah satu cara untuk mengatasi angka pengangguran.
Program ini akan digulirkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga.
Program School to Work Transition merupakan integrasi pelatihan dan pemagangan berskala nasional yang dirancang untuk menekan angka pengangguran muda.
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (5/5/2025), Menaker mengatakan skema ini menyasar lulusan SMK, mengingat tingkat pengangguran tertinggi berada di kelompok usia 19 hingga 24 tahun.
Data juga menunjukkan bahwa lulusan SMK memiliki proporsi pengangguran terbesar dibanding jenjang pendidikan lainnya.
Selain itu, kata Yassierli seperti dikutip dari laman resmi, terjadi mismatch antara jurusan pendidikan dengan kebutuhan industri, di mana beberapa jurusan memiliki tingkat pengangguran di atas rata-rata.
Baca Juga: Menaker: 24.036 Orang Kena PHK hingga April 2025
Untuk fokus program ini mencakup pengembangan skillset masa depan seperti elektronika industri, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI); terintegrasi dengan pelatihan soft skill, bahasa asing, dan kewirausahaan; serta bertujuan mengatasi ketimpangan dan mismatch dengan kebutuhan industri.
“Program ini akan diselenggarakan secara masif dengan skema hybrid, dan diorkestrasi oleh Kemnaker melalui 303 BLK milik pemerintah serta 2.421 LPK swasta,” kata Yassierli.
Menaker melanjutkan, tema prioritas dalam program ini meliputi smart operation, smart creative IT skills, agroforestry, dan green jobs. Yassierli pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam pelaksanaan program tersebut.
“Kita ingin tema-tema ini menjadi unggulan pelatihan kami tahun ini dan kami membutuhkan kerja sama juga dengan lintas kementerian untuk bisa mengeksekusi ini,” pungkasnya.