Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Pengangguran Melanda, Indonesia Emas Terancam Cuma Impian Belaka

Ilustrasi pengangguran di kota besar. (Gambar dibuat dengan AI ChatGPT)

TopCareer.id – Indonesia sedang menghadapi masalah peningkatan angka pengangguran, yang disertai meningkatnya jumlah angkatan kerja berpendidikan tinggi.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi menempati peringkat teratas dalam jumlah pengangguran.

Ini berarti, populasi angkatan kerja muda tidak terserap dengan baik oleh lapangan kerja yang tersedia.

Tadjuddin Noer Effendi, pakar dan pemerhati ketenagakerjaan dari Fisipol UGM menilai, tingginya angka pengangguran dari kelompok berpendidikan disebabkan jumlah angkatan kerja yang terus bertambah, di tengah minimnya lapangan kerja.

Selain itu, ada ketidaksesuaian antara kebutuhan industri dengan kompetensi sumber daya yang ada. Ia pun menilai pemerintah gagal menjembatani sektor pendidikan dan industri.

Baca Juga: Lonjakan Pengangguran Bisa Jadi Bom Waktu, Pemerintah Didorong Lakukan Ini

“Cita-cita Indonesia Emas itu mungkin cuma impian belaka karena kita kehilangan tenaga potensial untuk membangun Indonesia. Bagaimana kita wujudkan itu tanpa melibatkan mereka melalui serapan tenaga kerja,” kata Tadjuddin.

Tingginya tingkat pengangguran tanpa solusi tepat sasaran juga berpotensi memunculkan serangkaian masalah sosial seperti peningkatan kemiskinan, kriminalitas, hingga melemahkan kompetensi masyarakat.

Tadjuddin pun mengatakan, pemerintah perlu berusaha menciptakan peluang lapangan kerja terdidik yang mampu menampung sebagian besar angkatan kerja.

Misalnya, pemerintah dapat mendorong upaya pelatihan kompetensi, pembangunan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM), serta membuka lagi program Prakerja.

“Hal yang penting lagi menurut saya karena banyaknya tenaga kerja berpendidikan maka perlu ada revitalisasi pendidikan, terutama dalam hal pelatihan vokasi,” kata Tadjuddin.

Pendidikan terapan juga perlu mendapatkan dukungan, agar bisa langsung disalurkan ke sektor industri. Pengambangan pelatihan berbasis digital juga harus ditingkatkan, mengingat tantangan teknologi baru akan terus muncul.

Tadjuddin menambahkan, jika belum bisa menyediakan lapangan kerja yang memadai, ia mengusulkan pemerintah melihat peluang ekspor tenaga kerja ke luar negeri.

Baca Juga: 7,28 Juta Pengangguran di RI, Puan Minta Pemerintah Beri Perhatian Serius

Hal ini mengingat kebutuhan tenaga kerja di negara lain cukup tinggi, sementara Indonesia mengalami kelebihan jumlah tenaga kerja.

“Menyalurkan tenaga kerja bisa menjadi salah satu solusi. Dengan catatan, pemerintah perlu menjamin keamanan dan perlindungan tenaga kerja dengan menyalurkan secara Government to Government,” kata Tadjuddin.

Tadjuddin pun berharap pemerintah bisa menciptakan strategi yang efektif dalam mengatasi pengangguran, dengan peluang-peluang yang ada.

Jika tidak teratasi, akan ada dampak pada berbagai masalah sosial. Perlambatan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi salah satu faktor bertambahnya jumlah pengangguran di tanah air.

Lambatnya pertumbuhan ekonomi membuat banyak perusahaan mengalami krisis, sehingga mau tidak mau harus memberhenti ratusan karyawan.

“Gabungan antara PHK dan pengangguran usia muda berpendidikan itulah yang menyebabkan angka pengangguran meningkat. Maka pemerintah harus membuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah itu,” pungkasnya.

Leave a Reply