Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Target Indonesia Ciptakan 1,8 Juta Lapangan Kerja Hijau di 2030

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Dok: ekon.go.id)

TopCareer.id – Pemerintah menargetkan penciptaan 1,8 juta lapangan kerja hijau di tahun 2030. Hal ini seperti dinyatakan oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto.

Airlangga mengatakan, Indonesia tetap teguh dalam komitmennya terhadap agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs) 2030. Ia mengklaim bahwa hingga tahun 2024, Indonesia sudah mencapai sekitar 62 persen dari target SDGs.

Untuk mengakselerasi pencapaian SDGs, kata Airlangga, pemerintah terus berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, inklusif, dan ramah lingkungan, salah satunya dengan transformasi ekonomi hijau.

Menko Airlangga mengatakan, transformasi ekonomi hijau Indonesia menekankan ekonomi rendah karbon dan sirkular, ekonomi biru, serta transisi energi.

“Upaya ini diproyeksikan akan berkontribusi pada pertumbuhan PDB rata-rata 6,1 persen sampai 6,5 persen per tahun hingga tahun 2050,” kata Airlangga secara virtual dalam The Tri Hita Karana Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment for Better Business, Better World, and Sustainable Development Goals, Minggu (25/5/2025).

“Presiden Prabowo juga menargetkan dalam tiga tahun ini kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, dan kita menargetkan untuk menciptakan 1,8 juta lapangan kerja hijau pada tahun 2030,” ujarnya, mengutip siaran pers.

Baca Juga: Skill Trap dan Susah Dapat Kerja Ancam Bonus Demografi Indonesia

Komitmen lainnya adalah untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060. Untuk mendukung target ini, pemerintah berencana membangun kapasitas energi terbarukan sebesar 75 gigawatt dalam 15 tahun ke depan, termasuk tenaga surya, hidro, panas bumi, dan nuklir.

Pemerintah juga mengatakan akan berusaha mengatasi kendala keuangan, regulasi, dan komunitas untuk mempercepat transisi energi.

“Indonesia tengah mempercepat proses hilirisasi komoditas utama untuk meningkatkan nilai tambah dalam rantai pasokan ini dan menciptakan daya saing industri,” kata Airlangga.

Ia mencontohkan, industri nikel saat ini sedang dikembangkan untuk mendukung ekosistem electric vehicle, serta meningkatkan produksi baja tahan karat.

Selain itu, ekonomi digital tanah air diproyeksikan mencapai USD 146 miliar pada 2025, yang didorong oleh pertumbuhan pesat dalam artificial intelligence (AI), fintech, dan infrastruktur digital.

Sementara, e-commerce terus mendominasi, dengan nilai barang dagangan kotor sebesar USD90 miliar pada tahun 2024, berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company.

Baca Juga: Menaker Klaim Kondisi Lapangan Kerja di Indonesia Tetap Solid

Untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pemerintah sudah menetapkan target Rp 300 triliun untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menko Airlangga mengimbau komunitas bisnis, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan berinvestasi dalam infrastruktur berkelanjutan yang selaras dengan komitmen SDGs Indonesia.

Komunitas bisnis juga diharapkan dapat berkolaborasi dalam berbagai inisiatif ekonomi hijau, termasuk proyek energi terbarukan dan pengembangan ekonomi sirkular. Dukungan terhadap transformasi digital juga jadi sorotan penting, terutama melalui investasi pada infrastruktur dan layanan digital.

Airlangga juga mendorong pelaku usaha untuk terlibat dalam industri hilir guna meningkatkan nilai tambah serta memperkuat ketahanan industri nasional.

Partisipasi dalam program perlindungan sosial juga diharapkan dapat memastikan terciptanya pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Leave a Reply