TopCareer.id – Pecinta anime harus lebih waspada terhadap konten hingga situs streaming palsu, terutama yang memanfaatkan tren dan judul yang populer di kalangan generasi muda.
Banyak penjahat siber yang memanfaatkan anime dan tayangan favorit seperti Naruto, Jujutsu Kaisen, hingga Attack on titan, sebagai umpan korbannya.
Kaspersky mencatat, pada periode Q2 2024 hingga Q1 2025 ditemukan lebih dari 250 ribu serangan siber yang disamarkan sebagai anime populer, di antara tayangan dan sejumlah platform streaming yang digemari para audiens muda.
Vasily Kolesnikov, seiring berkembangnya dunia hiburan, taktik yang dipakai penjahat siber untuk mengeksploitasi konten populer terus berkembang
“Baik melalui unduhan palsu maupun penawaran barang dagangan palsu,” kata Vasily, mengutip siaran pers, Sabtu (31/5/2025).
“Dari anime kesayangan seperti Naruto dan Demon Slayer hingga film laris terbaru seperti Inside Out 2, para penipu telah menemukan cara baru untuk memanfaatkan minat Gen Z terhadap budaya digital dan platform streaming,” imbuhnya.
Baca Juga: Email Palsu Berkedok CEO Perusahaan Incar Dunia Usaha
Menurut perusahaan keamanan siber itu, bagi Gen Z, streaming lebih dari sekadar hobi. Aktivitas ini juga mencari cara hidup yang menyediakan koneksi ke karakter, dunia, dan fandom yang menentukan identitas mereka.
Keterikatan ini menciptakan paradoks keamanan. Semakin melibatkan emosi penonton, semakin mudah untuk mengelabui mereka, dan antusiasme Gen Z terbukti dapat dieksploitasi secara berbahaya.
Untuk anime, Kaspersky menyebut lebih dari 65 persen Gen Z secara reguler menonton anime, menjadikannya sebagai generasi yang paling banyak menonton anime sepanjang sejarah.
Dalam analisisnya, Kaspersky memilih lima judul yang populer di kalangan Gen Z yaitu Naruto, One Piece, Demon Slayer, Attack on Titan, dan Jujutsu Kaisen.
Kaspersky menemukan 251.931 upaya pengiriman malware atau file berbahaya yang disamarkan dengan judul-judul anime tersebut.
Para pelaku penjahat siber memanfaatkan kepercayaan dan keterikatan emosional yang dimiliki Gen Z terhadap serial-serial ini.
Mereka seringkali menarik audiens dengan umpan seperti episode eksklusif, adegan bocor (leaked scene), atau akses premium.
Baca Juga: Risiko Tersembunyi di Balik Tren Foto AI Ghibli
Naruto jadi judul yang paling dimanfaatkan selama periode yang dilapokrkan di antara lima anime tersebut, dengan 114.216 percobaan serangan.
Demon Slayer menyusul dengan 44.200 percobaan serangan. Peningkatannya cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir, diperkuat momen-momen viral dan basis penggemar global yang terus bertambah.
Sementara, Attack on Titan tercatat dimanfaatkan dalam 39.433 percobaan terdeteksi.
Selain anime, Kaspersky juga menganalisis lima film dan serial ikonik yang terus menarik minat Gen Z yaitu Shrek, Stranger Things, Twilight, Inside Out 2, dan Deadpool & Wolverine.
Acara-acara ini menyumbang 43.302 percobaan serangan dengan lonjakan nyata pada awal tahun 2025.
Hal ini terutama terkait dengan meningkatnya serangan memanfaatkan Shrek, di mana total lebih dari 36.000 percobaan dan lonjakan tajam pada Maret 2025, dua kali lipat dari rata-rata bulanan untuk 2024.
Baca Juga: Pakai Email Perusahaan Buat Akun Netflix dan Discord, Ini Bahayanya
Tak cuma konten, platform-platform seperti Netflix, Amazon Prime Video, Disney+, Apple TV Plus, hingga HBO Max, juga dipalsukan oleh para penjahat siber.
Kaspersky mendeteksi sebanyak 96.288 upaya serangan untuk mendistribusikan file berbahaya yang disamarkan sebagai nama platform streaming terkenal ini.
Saat memeriksa layanan streaming mana yang paling sering dimanfaatkan oleh penjahat siber, Netflix sejauh ini paling terlihat. 85.679 upaya serangan dengan lebih dari 2,8 juta halaman phishing meniru platform tersebut.
Penjahat siber memanfaatkan lalu lintas yang konstan, jangkauan global, dan aktivitas berbasis langganan. Mereka meniru halaman login, membagikan tautan “uji coba gratis”, atau memalsukan email pengaturan ulang kata sandi.
“Dengan maraknya ancaman dunia maya ini, semakin penting bagi pengguna muda untuk tetap waspada dan memahami cara melindungi diri mereka sendiri saat daring,” pungkas Vasily.