Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Edukasi

Wamendikdasmen Soroti Brain Rot Akibat Pemakaian Gadget pada Anak Usia Dini

akil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menyoroti dampak penggunaan gawai pada anak usia dini. (Dok: Kemendikdasmen)

TopCareer.id – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menyoroti fenomena brain rot akibat dampak penggunaan gadget pada anak usia dini.

Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Fasilitator PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) Tahap 2 pada Rabu (4/6/2025).

Menurut Fajar, 33,4 persen anak usia nol hingga enam tahun telah terbiasa menggunakan gawai. 25 persen di antaranya berada di rentang usia nol sampai empat tahun.

Sementara, pada kelompok usia lima hingga enam tahun, angkanya meningkat sampai 52 persen.

“Kita sedang menghadapi tantangan besar, yakni tsunami digital yang menyerang anak-anak kita sejak usia dini,” kata Fajar, mengutip siaran pers, Rabu (11/6/2025).

Baca Juga: Wamendikdasmen: Penguasaan AI Harus Dilandasi Etika dan Tanggung Jawab

Pola asuh dan interaksi anak dengan orang tua maupun guru telah banyak dipengaruhi oleh media sosial dan penggunaan gadget.

“Ini berisiko menimbulkan gejala brain rot, yaitu menurunnya stimulasi intelektual, emosional, dan sosial akibat paparan digital yang berlebihan,” ujar Wamendikdasmen Fajar.

Ia menegaskan, pendidikan anak usia dini harus lebih menekankan pada metode belajar konvensional yang mengedepankan interaksi fisik, seperti membaca buku cetak dan bermain secara langsung.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan untuk merangsang kecerdasan anak.

Wamendikdasmen pun menekankan pentingnya peran fasilitator PAUD HI sebagai garda terdepan dalam mendampingi layanan pengasuhan, pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan bagi anak usia dini, khususnya di era digital.

Baca Juga: Brain Rot Jadi Oxford of the Year 2024, Apa Itu?

Fajar pun mengajak agar para fasilitator untuk menjadi agen perubahan yang dapat mengedukasi masyarakat, akan pentingnya pengasuhan yang seimbang, serta mendorong implementasi PAUD HI yang berkualitas di daerah.

“Dengan pendampingan aktif dan konsisten, serta kolaborasi lintas sektor, kita berharap dapat mencetak generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” pungkasnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 134 peserta dari eksternal, yang mencakup perwakilan dari 9 provinsi dan 25 kabupaten/kota. Masing-masing kabupaten/kota diwakili oleh kepada bidang atau kepala seksi PAUD.

Seluruh peserta hadir penuh selama tiga hari kegiatan, menunjukkan komitmen tinggi dalam meningkatkan kapasitas fasilitator PAUD HI di daerah.

Leave a Reply