TopCareer.id – Meski lonjakan Covid-19 belakangan ini tak separah saat pandemi, namun pakar tetap mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap adanya peningkatan kasus.
Agung Dwi Wahyu Widodo, pakar Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, lonjakan saat ini mungkin tidak separah sebelumnya, tapi ancamannya tetap nyata.
“Kita sudah melewati pandemi sekitar empat tahun lalu. Jadi, kalau ada kenaikan sedikit, itu masih bisa dikatakan wajar,” kata Agung, mengutip keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
Namun, kata Agung, masyarakat harus tetap waspada karena tidak menutup kemungkinan virus belum benar-benar hilang. “Ia hanya mengalami mutasi menjadi lebih cepat menular, meski gejalanya lebih ringan,” ujarnya.
Agung mengungkapkan, ada tiga faktor utama yang menjadi pemicu peningkatan kembali kasus Covid-19.
Tiga faktor tersebut adalah varian baru virus, penurunan kekebalan populasi, serta perubahan perilaku masyarakat pascapandemi. Kombinasi ketiganya menciptakan kondisi yang rawan terhadap penyebaran ulang.
Baca Juga: Waspada Lonjakan Covid-19, DPR Minta Pemerintah Lakukan Ini
“Varian baru ini merupakan hasil mutasi Omicron, mulai dari JN.1 hingga NB.1.8.1. Varian NB.1.8.1 ini dikenal dengan nama Nimbus,” kata Agung.
“Nimbus memiliki perbedaan struktur spike yang sangat signifikan dari varian Omicron sebelumnya,” Agung menjelaskan.
Perubahan cuaca juga dinilai berkontribusi terhadap turunnya daya tahan tubuh masyarakat. Musim yang seharusnya panas berubah menjadi dingin dan hujan, menjadikannya kondisi yang ideal untuk penyebaran SARS-CoV-2.
“Banyak orang merasa Covid-19 sudah tidak ada sehingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, tidak adanya pemeriksaan bukan berarti virus benar-benar hilang,” kata Agung.
Minimnya pemeriksaan dan pelacakan juga membuat infeksi tidak terdeteksi. Banyak orang yang batuk atau pilek tidak tahu apakah dirinya terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Baca Juga: Tetap Waspada Covid-19 Meski Penularannya Rendah
Agung menambahkan, vaksin yang lama kurang efektif terhadap varian baru.
Virus mutasi seperti Omicron dan Nimbus mampu menghindari sistem kekebalan yang terbentuk oleh vaksin generasi awal. Ini menjadi tantangan baru dalam menghadapi penyebaran varian mutakhir.
Karena itu, Agung menilai perlu segera dibuat vaksin baru yang spesifik untuk melawan varian-varian Omicron terkini.
“Kita membutuhkan vaksin baru, sama seperti pada kasus influenza musiman. Vaksin yang diperbarui bisa memberi perlindungan lebih baik,” kata Agung.
Sementara, masyarakat juga diimbau untuk menjaga gaya hidup sehat untuk memperkuat imunitas, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga sesuai kemampuan, serta menghindari stres.
Agung juga menyarankan masyarakat untuk tetap menerapkan kebiasaan memakai masker di tempat umum.