TopCareer.id – Permintaan maaf harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar kita benar-benar dimaafkan.
Tidak ada yang suka jika orang yang bersalah pada kita mengucapkan permintaan maaf yang ogah-ogahan atau sekadar “formalitas” saja.
Beth Polin, profesor manajemen di Eastern Kentucky University yang mempelajari soal kepercayaan dan permintaan maaf mengatakan, jika Anda ingin bersikap tulus dan sepenuh hati, sekadar ucapan “maaf” sederhana tidaklah cukup.
“Permintaan maaf sangat efektif, dan tidak memerlukan biaya banyak,” kata Polin di episode podcast WorkLife with Adam Grant, dikutip dari CNBC Make It, Jumat (13/6/2025).
“Menurut saya, orang sebenarnya lebih sering meminta maaf daripada yang kita kira, tapi permintaan maaf mereka seringkali kurang baik atau tidak tepat,” imbuhnya.
Baca Juga: Jangan Keseringan Bilang “Maaf” di Tempat Kerja, Ganti dengan Kata-Kata Ini
Menurut studi yang dilakukan Preply pada 2023 terhadap 2.025 orang dewasa di Amerika Serikat (AS), 33 persen orang AS meminta maaf tanpa benar-benar bersungguh-sungguh.
Dalam penelitiannya, Polin menemukan bahwa permintaan maaf yang paling efektif mengandung lima elemen ini. Adam Grant, psikolog organisasi dan host siniar itu, menyebutnya sebagai 5R:
- Regret (Penyesalan): Tunjukkan kepada orang lain bahwa Anda sungguh-sungguh berharap membuat keputusan yang lebih baik.
- Rationale (Alasan): Jelaskan mengapa Anda membuat keputusan tersebut.
- Responsibility (Tanggung jawab): Akui kesalahan Anda alih-alih menyalahkan orang lain.
- Repentance (Pertobatan): Beri tahu orang lain bahwa Anda tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi.
- Repair (Perbaikan): Lakukan upaya untuk memulihkan hubungan atau kepercayaan yang telah rusak.
Polin mengatakan, elemen ketiga, tanggung jawab, mungkin menjadi yang paling penting.
“Menariknya, jika kita hanya menyertakan tiga komponen dalam permintaan maaf, pengakuan tanggung jawab harus menjadi salah satu dari ketiganya,” kata Polin.
Jika orang lain mengatakan mereka butuh waktu untuk memaafkan Anda, Anda akan tetap menunjukkan ketulusan dan komitmen untuk memperbaiki hubungan.
Baca Juga: Kenapa Meminta Maaf Sering Terasa Sangat Sulit?
Tips lainnya, menurut profesor dari Universitas New York, David Glasgow dan Kenji Yoshino di tahun 2023, adalah dengan berhenti menggunakan kata-kata seperti “jika” dan “tetapi.”
“Ketika Anda menggunakan ‘jika’ untuk menjelaskan permintaan maaf Anda, Anda mempertanyakan reaksi penerima terhadap kesalahan, bukan kesalahan itu sendiri,” tulis mereka di untuk CNBC Make It.
“Saat Anda mengawali minta maaf dengan ‘Saya minta maaf, tapi…,’ Anda tidak hanya berusaha menghindar dari tanggung jawab, namun juga mengisyaratkan kerugian bisa saja terjadi lagi.”