TopCareer.id – Jurnalis senior Andy F Noya menyarankan agar wartawan Indonesia untuk tetap berkarya di luar pekerjaan kantornya, terutama di tengah badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang juga menghantam industri media.
Ditemui TopCareer.id di acara konferensi pers Wealth Wisdom Permata Bank 2025 di Jakarta, Jumat (13/6/2025), Andy mengatakan, seorang jurnalis bisa memanfaatkan media sosialnya untuk bercerita.
“Jika diizinkan tentu masih dengan misi dan visi dari perusahaan kita bekerja, di luar tugas-tugas utama yang sudah kita jalan sesuai dengan penugasan, kita juga bisa sebenarnya membuat beberapa kegiatan bercerita,” kata Andy F Noya.
“Misalnya kita bikin cerita-cerita ringkas, kita membuat atau mendesain sendiri Instagram kita, atau media sosial kita, tapi tetap dengan visi misi yang terjaga berkaitan dengan di mana kita bekerja,” ujarnya.
Baca Juga: Badai PHK di Industri Media, Komdigi Siapkan Langkah Lindungi Pekerja
Ayah dari host Marco dan Marlo itu mengatakan, dengan cara ini, selain memberikan dampak dari apa yang ditulis atau disampaikan, jurnalis juga bisa memanfaatkannya untuk mencari pendapatan tambahan.
“Di sini kita selain memberikan dampak dari apa yang kita tulis atau kita sampaikan, baik berupa video, tulisan, atau narasi, kita juga bisa mendapatkan tambahan income, sepanjang itu tidak dilarang oleh perusahaan,” kata Andy.
Selain itu, agar kondisi finansial tetap bisa bertahan di tengah gejolak ekonomi seperti sekarang, jurnalis juga harus bijak dalam mengelola atau menginvestasikan uang yang dimiliki.
“Bijak menginvestasikan uang yang kita miliki dan bijak untuk membelanjakan uang kita,” ia menambahkan.
Baca Juga: Pekerja Informal Naik karena Badai PHK, Pemerintah Wajib Beri Perlindungan Sosial
Andy mengakui, seringkali seseorang tidak bisa memisahkan antara kebutuhan dan keinginan, tergoda untuk membeli barang-barang yang diinginkan tapi tidak dibutuhkan.
Menurutnya, gaya hidup hedonisme yang kerap ditampilkan di media sosial juga mendorong seseorang untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
“Jadi pengetatan untuk pembelajaan kita,” kata Andy. “Karena situasi dan kondisi ke depan memang tidak baik-baik saja, jadi kita harus lebih bijak mengelola keuangan pribadi kita, baik yang belum menikah apalagi yang sudah menikah.”