TopCareer.id – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyoroti saat ini penggunaan kata-kata kasar atau jorok, termasuk di media sosial, jadi hal yang dianggap biasa.
Padahal, kata Mendikdasmen dalam kegiatan “Pak Menteri Menyapa: Pemberdayaan MGMP Bahasa Indonesia” pada Selasa (24/6/2025), adab berbahasa juga menunjukkan cerminan dari identitas dan keadaban suatu bangsa.
Ia mencontohkan, saat dirinya membaca berita tentang pernyataannya di media online, komentar warganet kerap dipenuhi “bahasa-bahasa yang tidak menggambarkan keadaban kita sebagai bangsa.”
Baca Juga: Profesi Sales Masih Diremehkan, Mendikdasmen Ajak Siswa SMK Pemasaran Naik Kelas
Mu’ti pun menyinggung soal survei Microsoft yang sempat viral di tanah air, karena memberikan nilai yang sangat rendah untuk kesopanan warganet Indonesia.
“Problem yang sempat diungkap oleh Microsoft dalam risetnya itu, saya ulangi itu terus terang saja, adalah problem keadaban kita di dalam berbahasa, yang sebagian juga keadaban digital. Tidak ada kesantunan di situ,” ujarnya.
Selain itu, Mu’ti juga mengatakan fenomena ini menunjukkan tidak adanya empati kepada orang lain dalam bahasa yang digunakan.
“Keadaban berbahasa ini menurut saya sudah pada level yang serius. Orang berbicara kata-kata kasar, kata-kata jorok, kata-kata kotor dan sejenisnya, itu sudah sangat biasa,” kata Mendikdasmen, dikutip dari YouTube Kemdikdasmen.
Baca Juga: Wamendikdasmen Soroti Brain Rot Akibat Pemakaian Gadget pada Anak Usia Dini
Menurutnya, jika merujuk pada istilah “bahasa menunjukkan bangsa”, hal ini berarti sebuah bahasa tidak hanya menunjukkan identitas sebuah bangsa atau bagian dari ciri-ciri sebuah bangsa.
“Tapi menunjukkan keadaban kita itu seperti apa,” kata Mu’ti.
Ia pun menambahkan kondisi ini sering berujung pada kegaduhan di masyarakat, bahkan dari hal-hal kecil, karena sulit membedakan mana fakta, mana hoaks, dan mana yang sekadar kebisingan.
“Keadaban berbahasa kita ini bermasalah. Kesantunan dalam bertutur kata menjadi masalah bangsa yang tidak sederhana,” ujar Mendikdasmen.