TopCareerID

Libur Sekolah, BMKG Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem Saat Wisata

Musim hujan identik dengan kewaspadaan banyak penyakit.

Ilustrasi hujan deras (Pexels)

TopCareer.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah daerah wisata, khususnya di masa libur panjang sekolah.

BMKG menjelaskan, meski Indonesia sudah memasuki periode musim kemarau, kondisi atmosfer yang masih labil membuat sejumlah wilayah tetap berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan petir.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, musim kemaran tahun ini belum merata karena angin Monsun Australia yang jadi pendorong utama kemarau, masih relatif lemah.

Suhu muka laut yang lebih hangat dari normal di selatan Indonesia juga memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan deras, meski secara klimatologis sudah memasuki musim kemarau.

“Seharusnya, pada periode Maret hingga Mei angin Monsun Australia sudah dominan membawa massa udara kering dari selatan,” kata Dwikorita, dikutip dari siaran pers, Selasa (1/7/2025).

“Namun tahun ini, kekuatannya tertahan, sehingga sistem atmosfer skala mingguan seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin masih aktif dan turut mendorong pembentukan awan-awan hujan,” ia menjelaskan.

Baca Juga: Musim Kemarau 2025 Terlambat Datang, Ini Penjelasan BMKG

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam sepekan ke depan, wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk beberapa destinasi wisata utama, diprakirakan mengalami peningkatan tutupan awan dan curah hujan.

Aktivitas MJO yang saat ini berada di wilayah Indonesia terutama meliputi Jawa bagian tengah dan timur, Bali, Nusa Tenggara, serta sebagian Kalimantan, menjadi pemicu utama kondisi ini.

Selain itu, kelembapan atmosfer yang masih tinggi serta angin timuran yang belum stabil menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya hujan, bahkan di kawasan yang biasanya sudah kering di musim kemarau.

Di wilayah pegunungan, hujan berpotensi memicu longsor atau tumbangnya pohon, sementara di wilayah laut, angin kencang dan gelombang tinggi dapat mengancam keselamatan aktivitas wisata air.

Masyarakat yang merencanakan perjalanan liburan, khususnya menuju destinasi seperti kawasan Puncak, Bandung Utara, Yogyakarta, Malang, dan Batu, diimbau lebih waspada karena ada potensi hujan pada siang hingga malam hari.

Selain itu, kawasan wisata pesisir seperti Bali dan Lombok juga perlu diwaspadai karena potensi gelombang tinggi dan angin kencang dari arah timur yang bisa membahayakan aktivitas di laut.

Baca Juga: Tips Kelola Keuangan Saat Liburan Sekolah Biar Dompet Tak Menjerit

Di wilayah Labuan Bajo dan Nusa Tenggara Timur, hujan lebat dan angin kencang juga diperkirakan dapat terjadi, terutama pada sore hingga malam hari.

“Masyarakat yang hendak bepergian ke tempat wisata agar selalu memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG,” kata Dwikorita.

“Jangan hanya mengandalkan prediksi berdasarkan musim, karena dinamika atmosfer saat ini sangat aktif dan cepat berubah,” imbuhnya.

Dwikorita pun mengatakan mereka akan terus memutakhirkan prakiraan cuaca harian dan peringatan dini, untuk memastikan masyarakat dapat berwisata dengan aman dan nyaman.

Selain kondisi cuaca yang masih dinamis, Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk menyesuaikan aktivitas wisata dengan perkembangan cuaca terkini.

Jangan lupa juga membawa perlengkapan seperti jas hujan dan pakaian hangat, serta menghindari aktivitas luar ruang jika terdapat peringatan cuaca buruk.

Exit mobile version