TopCareer.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi meluncurkan rute baru Transjabodetabek B25 yaitu jurusan Bekasi-Dukuh Atas.
Peluncuran rute baru Transjabodetabek ini digelar di Halte Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Kamis (3/7/2025).
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan. rute Transjabodetabek Bekasi-Dukuh Atas ini menghubungkan pusat kota Jakarta, dengan kawasan pemukiman dan bisnis di Kota Bekasi.
“Ini merupakan komitmen bersama untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sehingga diharapkan dapat menurunkan kemacetan dan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya,” kata Pramono.
Pramono menjelaskan, 15 unit bus disiapkan untuk rute ini, dengan jarak antarbus (headway) 10 menit di jam sibuk dan 20 menit di jam tidak sibuk.
Baca Juga: Transjabodetabek B41 Cawang-Vida Bekasi Resmi Beroperasi
Transjabodetabek Bekasi-Dukuh Atas berhenti di 18 titik di Jakarta dan 11 titik di Bekasi.
Untuk tarif sebesar Rp 2.000 per perjalanan untuk keberangkatan jam 05.00 sampai 07.00 WIB dan Rp 3.500 pada jam 07.00 sampai 22.00 WIB.
Menurut Pemprov tarif tersebut lebih terjangkau jika dibandingkan biaya tol jika memakai mobil pribadi, yang mencapai Rp 24.000 sekali jalan atau Rp 48.000 pulang-pergi.
“Waktu tempuh pada jam sibuk pagi sekitar 100 menit, jam sibuk sore 95 menit, dan pada jam tidak sibuk sekitar 82,5 menit,” kata Pramono.
Baca Juga: Transjabodetabek Blok M-Kota Bogor Resmi Beroperasi, Tarif Cuma Rp 3.500
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono mengatakan, keberadaan TransJabodetabek jadi salah satu solusi untuk memudahkan mobilitas warga Bekasi yang bekerja atau beraktivitas lintas kota.
“Ini menjadi solusi agar masyarakat mau beralih ke transportasi publik, sehingga mobilitas semakin mudah, ringan, dan waktu perjalanan lebih efisien,” kata Tri.
Pramono pun menegaskan Pemprov akan terus memperluas layanan transportasi terintegrasi lintas wilayah, termasuk meningkatkan kualitas layanan Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta.
“Meski tingkat konektivitas kita sudah mencapai 91 persen, penggunaannya belum maksimal. Mudah-mudahan, perencanaan ke depan untuk mengatasi kemacetan bisa lebih rinci dan menyeluruh,” pungkasnya.