TopCareerID

Aura Farming Pacu Jalur Viral, Medsos Bisa Dongkrak Pariwisata dan Tradisi Lokal

Ilustrasi tradisi Pacu Jalur. (kuansing.go.id)

TopCareer.id – Tradisi Pacu Jalur asal Riau sukses jadi perbincangan publik usai tarian “Aura Farming” yang dilakukan bocah di atas perahu, ditiru warganet hingga publik figur.

Novianto Edi Suharno, dosen D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, terangkatnya Pacu Jalur di dunia juga tak lepas dari peran media sosial (medsos).

Menurutnya, media sosial memainkan peranan penting dalam menarik minat dan membuat penasaran khalayak.

Menurut Novianto, kegiatan ini awalnya hanya kegiatan tradisional yang jadi perlombaan dalam sebuah event, di mana sejak dulu sudah memiliki tradisi penari anak-anak.

“Bisa menjadi go international hanya karena video yang diunggah dalam media sosial,” kata Novianto, mengutip unair.ac.id, Selasa (8/7/2025).

Baca Juga: 9 Nama Unik Indonesia yang Tercatat di Dukcapil, Terinspirasi Covid?

Ia mengatakan, medsos bisa menyuguhkan sebuah konten secara nyata, baik berbentuk video maupun gambar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran yang berbiaya rendah dan efektif.

“Bisa dikatakan efektif karena memang audiensnya luas dan bisa diakses dengan cepat. Sehingga ini dapat menimbulkan apa yang diunggah dalam sebuah media tadi menjadi viral,” kata Novianto.

Media sosial juga memungkinkan penggunanya untuk saling berinteraksi secara langsung, termasuk antara pihak pengelola atau destinasi wisata, dengan para wisatawan.

“Ini dapat menjadi perhatian, sehingga dalam setiap unggahan tersedia kolom komentar dan apabila ada yang bertanya bisa langsung mendapat respons,” Novianto menjelaskan.

Dari situ, Novianto menilai pengguna media sosial bisa menentukan naiknya popularitas sebuah tradisi.

Viralnya Pacu Jalur pun bisa menjadi potensi wisata berkelanjutan, sehingga penting bagi pengelola wisata untuk mengedepankan kenyamanan dan keamanan pengunjung.

“Ini semua demi pengunjung tersebut tidak hanya sekali datang tapi mereka membuat mereka kembali lagi,” kata Novianto.

Baca Juga: Silent Walking Jadi Tren Viral di TikTok, Apa Itu?

Selain itu, pihak pengelola juga dirasa perlu melengkapi destinasi wisata dengan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.

Hal ini agar wisatawan yang ingin menonton Pacu Jalur juga dapat menikmati hal-hal lain yang ada di sekitar lokasi kegiatan, serta bisa mengunjungi banyak tempat.

Kesadaran dari seluruh pihak juga dibutuhkan agar tradisi Pacu Jalur bisa terus eksis dan terjaga. Bahkan Novianto mengatakan, banyak atraksi lokal yang belum terekspos.

“Sesuatu yang sederhana di mata kita belum tentu sederhana bagi orang lain. Tarian tadi untuk masyarakat sekitar mungkin biasa, tapi tidak bagi orang di luar negeri,” pungkasnya.

Exit mobile version