Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Cari Kerja Susah, Kaum Muda Tiongkok Pilih Jadi ‘Cucu Penuh Waktu’

Ilustrasi lansia (Pixabay)

TopCareer.id – Di tengah sulitnya cari kerja di Tiongkok, bekerja sebagai “cucu penuh waktu” jadi alternatif beberapa kaum muda di negara itu.

Pekerjaan yang viral itu mengharuskan anak muda merawat kakek-nenek mereka yang sudah lansia.

Para cucu ini akan memberikan pendampingan, dukungan emosional, dan bantuan sehari-hari pada anggota keluarga lansia atau disabilitas.

Dilansir South China Morning Post, salah satu dari “cucu penuh waktu” itu adalah perempuan berusia 26 tahun yang tak disebutkan namanya.

Ia mengatakan tak bisa mendapatkan pekerjaan usai gagal dalam ujian pascasarjana dan pegawai negeri, sehingga menerima ajakan sang kakek untuk pulang ke rumah.

“Jika kamu merawatku dengan baik dan membantuku hidup beberapa tahun lagi, itu lebih baik daripada apa pun yang bisa kamu lakukan di luar sana,” ujar kakeknya, dikutip Selasa (15/7/2025).

Baca Juga: Kisah Pria Tiongkok Lulusan Oxford yang Jadi Kurir Makanan: Bukan Pekerjaan Buruk

Perempuan itu lalu mendapatkan 7.000 yuan (sekitar Rp 15,8 juta) per bulan, dari uang pensiun kakeknya sebesar 10.000 yuan.

Tren ini menyoroti masalah ketenagakerjaan di Tiongkok, serta meningkatnya kebutuhan akan pendampingan pada kelompok lansia.

Pada April 2025, tingkat pengangguran perkotaan untuk penduduk berusia 16 hingga 24 tahun mencapai 15,8 persen, yang berarti satu dari enam anak muda menganggur.

Beberapa anak muda yang mendampingi kakek-neneknya juga menerapkan kebiasaan yang lebih sehat.

Tidak sedikit yang mengajak kakek-neneknya menjajal teh susu populer, hingga mentraktirnya ke restoran-restoran yang sedang tren.

Karena lansia seringkali lebih suka mengurus sendiri segala hal, peran para cucu ini seringkali juga memberikan dukungan mental dan emosional.

Baca Juga: Tidur Saat Tugas, Bonus Anjing Polisi Corgi di Tiongkok Dipotong

“Di tempat kerja, yang saya dapatkan hanyalah janji-janji kosong,” kata seorang anak muda yang melakukan pekerjaan tersebut.

“Tetapi sebagai cucu yang sudah dewasa, jika saya menyebutkan keinginan untuk sesuatu di malam hari, nenek saya akan pergi membelikannya keesokan paginya,” ujarnya.

Banyak juga yang mengatakan pengalaman ini telah mendorong pertumbuhan personal mereka, serta membuatnya mengevaluasi ulang akan makna hidup yang sebenarnya.

“Kita hanya punya sekitar 30.000 hari dalam hidup, dan bagi kakek-nenek saya, setiap hari adalah bagian dari hitungan mundur,” kata seorang bernama Xiaolin, usia 24 tahun.

“Saya bisa mendapatkan bonus di tempat kerja di usia senja, tetapi waktu bersama mereka, setelah habis, akan hilang selamanya,” Xiaolin menambahkan.

Leave a Reply