TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa peningkatan produktivitas nasional menjadi kunci strategis, untuk mendorong daya saing Indonesia, di tengah makin ketatnya kompetisi global.
Hal ini disampaikan Menaker Yassierli dalam sidang Pleno Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Nasional, di kantor Kemnaker, Selasa (15/7/2025). Menurutnya, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih harus ditingkatkan secara sistematis.
Meski laju pertumbuhannya mulai sejajar dengan Malaysia dan Thailand, kontribusi Total Factor Productivity (TFP) masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan India.
TFP ini sendiri mencerminkan efisiensi, inovasi, dan pemanfaatan teknologi.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada jumlah tenaga kerja dan investasi modal,” kata Menaker, dilansir keterangan tertulis.
“Jika ingin melakukan lompatan kemajuan, kita harus mendorong produktivitas melalui inovasi dan efisiensi. Ini harus menjadi gerakan nasional lintas sektor,” imbuhnya.
Baca Juga: Menaker: Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia Masih Rendah
Lebih lanjut, Yassierli mengatakan, gerakan peningkatan produktivitas akan difokuskan pada 1.000 perusahaan skala menengah.
Kelompok tersebut dinilai punya peran signifikan dalam menyerap tenaga kerja, namun masih menghadapi tantangan dalam modernisasi teknologi dan akses terhadap inovasi.
“Mereka adalah tulang punggung ekonomi nasional, tetapi belum sepenuhnya tersentuh kebijakan produktivitas. Kita ingin bantu mereka naik kelas,” kata Menaker.
Yassierli menambahkan, mereka akan mempersiapkan 500 Productivity Specialists yang berasal dari unsur serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
Baca Juga: Menaker: Tantangan Utama Dunia Kerja Bukan Hanya Soal Angka Pengangguran
Para peserta akan mengikuti pelatihan bersertifikat internasional, yang bekerja sama dengan Asian Productivity Organization (APO) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Pelatihan ini akan berlangsung mulai Agustus hingga Oktober 2025, mencakup pembekalan teori, praktik lapangan (fieldwork), dan pelaksanaan proyek peningkatan produktivitas di lingkungan kerja masing-masing.
Kemnaker juga akan meluncurkan inisiatif pendukung seperti podcast Productivity Talks, buku saku, kalkulator produktivitas, serta pembentukan lima Productivity Center di Balai Latihan Kerja, Kawasan Ekonomi Khusus, dan perguruan tinggi.
“Kalau kita serius membangun budaya produktif sejak sekarang, kita bisa menembus batas stagnasi. Ini bukan sekadar strategi ketenagakerjaan, tapi strategi besar untuk masa depan bangsa,” pungkas Menaker.