Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Era Digitalisasi, Menaker Dorong Mahasiswa Punya Kompetensi Lintas Bidang

Menaker Yassierli saat memberikan kuliah umum di kampus Universitas Mercu Buana, Jakarta, Kamis (17/7/2025). (Dok: Kementerian Ketenagakerjaan)

TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi lintas bidang.

Hal ini disampaikannya saat memberikan kuliah umum di kampus Universitas Mercu Buana, Jakarta pada Kamis (17/7/2025).

Menurut Yassierli, mahasiswa punya peran strategis dalam era digitalisasi yang kian tak terbendung, membawa gelombang perubahan besar dalam dunia kerja.

Ia mengungkapkan, Indonesia saat ini memiliki human capital index 0,54 atau lebih rendah dibandingkan rata-rata ASEAN yaitu 0,59.

Tantangan lainnya adalah minimnya tenaga kerja dengan keterampilan digital, yaitu hanya 19 persen, atau jauh lebih rendah dibandingkan negara maju yang bisa mencapai 50 sampai 60 persen.

Baca Juga: Menaker: Produktivitas Nasional Harus Digenjot Demi Dorong Daya Saing RI

Karena itu, Menaker Yassierli mengatakan bahwa mahasiswa perlu mengembangkan kompetensi lintas bidang.

“Termasuk technical skill, cognitive skill, dan soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, serta kemampuan beradaptasi dengan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI) generative,” ujarnya.

Tak cuma keterampilan teknis, soft skills juga kini menjadi kunci utama bagi tenaga kerja Indonesia, agar mampu bersaing dan beradaptasi di tengah disrupsi teknologi.

Yassierli pun mendorong mahasiswa membangun growth mindset dan entrepreneurial mindset, agar mampu menghadapi ketidakpastian dan menciptakan peluang, baik sebagai profesional maupun wirausahawan.

“Lulusan perguruan tinggi tidak cukup hanya memiliki ijazah, tetapi harus dibekali keterampilan, etos kerja, dan jiwa adaptif yang tinggi,” kata Menaker.

Baca Juga: Menaker: Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia Masih Rendah

Lebih lanjut, Menaker mengatakan bahwa kementeriannya sudah menggagas program Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK).

Revitalisasi BLK dilakukan melalui pendekatan Project-Based Learning (PBL), artinya peserta pelatihan tidak hanya menerima materi di kelas, tetapi juga magang langsung di industri.

Program ini difokuskan pada pengembangan foundational job skills, penguatan literasi teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, AI, serta penguasaan keterampilan masa depan yang berbasis kebutuhan sektor prioritas.

“BLK akan menjadi motor pelatihan skill masa depan, dengan lebih dari 300 unit BLK pemerintah yang siap difungsikan sebagai fasilitator utama,” kata Yassierli.

Leave a Reply