TopCareer.id – Budi daya ikan cupang dinilai jadi salah satu bisnis yang menjanjikan di tengah sulitnya lapangan kerja.
Menurut Irzal Effendi, dosen Departemen Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, ikan hias cupang bisa dibudidayakan oleh pemula dengan modal kecil, dan dapat dipasarkan secara lokal.
“Ikan cupang merupakan pilihan paling tepat bagi pemula karena memerlukan modal kecil dan mudah dipelihara,” kata Irzal, mengutip ipb.ac.id, Senin (4/8/2025).
Ia menyebut, ikan cupang memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi kualitas air. Karena itu, ikan ini bisa dibudidayakan dalam wadah kecil seperti toples, secara individual.
Ia mencontohkan bahwa di beberapa sentra produksi ikan hias di Kabupaten Bogor, ikan cupang dipajang dalam kantung plastik setengah kilogram, digantung berjejer tiga hingga lima tingkat di dinding samping rumah, dan menjadi sumber pendapatan keluarga.
Usaha budidaya ikan hias seperti ini juga cocok dilakukan di kawasan perkotaan (urban aquaculture atau urban farming) yang memiliki keterbatasan lahan dan air.
Baca Juga: Bangun Bisnis Produksi Helm Anak, Ryan Berdayakan Warga Sekitar
Untuk para pembudi daya ikan cupang, Irzal menyarankan memilih jenis yang memiliki bentuk sirip dan warna tubuh yang menarik, atau kombinasi warna yang unik, guna menunjang daya jual.
“Dari segi pakan, ikan ini juga mudah dipelihara karena dapat diberi cacing merah, cacing sutra, jentik nyamuk, serta pakan buatan yang semuanya mudah diperoleh di lapangan,” kata Irzal.
Budi daya ikan hias juga terbukti mampu meningkatkan perekonomian, baik di tingkat lokal maupun nasional, serta tahan terhadap guncangan perekonomian nasional dan global.
“Pada masa krisis moneter dan pandemi COVID-19, terbukti usaha ini relatif mampu bertahan,” kata Irzal.
Menurut Irzal, di masa sulit, tingkat stres masyarakat meningkat, sehingga banyak yang memilih memelihara ikan hias sebagai sarana pelampiasan psikologis.
“Hal ini menyebabkan permintaan ikan hias tetap tinggi. Perekonomian lokal tetap bergairah dan berdampak positif terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Keberlanjutan Tak Cuma Soal Bisnis Ramah Lingkungan
Namun, Irzal mengakui sektor perikanan belum sepenuhnya mampu menyejahterakan pembudi daya ikan hias secara merata.
Karena itu, pembudi daya didorong untuk masuk dalam himpunan atau kelompok usaha seperti pembudi daya ikan (Pokdakan), kelompok usaha bersama (KUB), atau koperasi.
“Ini supaya pembudi daya memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam menghadapi pembeli maupun pemasok sarana produksi dalam agribisnis atau rantai pasok ikan hias,” Irzal mengungkapkan.
Sementara itu, pemerintah pusat dan daerah juga diharapkan memiliki strategi yang mendukung peningkatan ekonomi melalui sektor perikanan.
Pemerintah dinilai perlu menyediakan fasilitas pendanaan murah dari lembaga keuangan, pendampingan teknis dan manajerial, serta dukungan pemasaran produk ke pasar domestik, antarpulau, maupun internasional.
Salah satu bentuk dukungan yang dapat diberikan adalah melalui promosi dalam bentuk kontes ikan hias, festival, dan bazar di dalam maupun luar negeri.
“Pemerintah juga perlu mendorong pembentukan serta kemandirian kelembagaan usaha budi daya ikan hias seperti pokdakan, KUB, atau koperasi, dan melindungi pembudi daya dari regulasi yang tidak afirmatif bahkan merugikan,” pungkas Irzal.