TopCareer.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat pekan lalu memecat kepala lembaga statistik ketenagakerjaan, karena tak puas pada data lapangan kerja di negara itu.
Menurut Biro Statistik Ketenagakerjaan AS (BLS), perekrutan dilaporkan melambat pada bulan Juli dan data untuk Mei-Juni yang direvisi, tercatat jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Dalam unggahan di media sosial Truth miliknya, Trump menuduh angka-angka lapangan kerja tersebut telah dimanipulasi untuk alasan politik.
Ia pun mengatakan bahwa Erika McEntarfer, Direktur Biro Statistik Ketenagakerjaan yang diangkat oleh mantan Presiden Joe Biden, harus dipecat. Namun, Trump tidak memberikan bukti atas tuduhan tersebut.
“Saya telah menginstruksikan Tim saya untuk memecat Penunjukan Politik Biden ini, SEGERA,” tulis Trump seperti dikutip dari AP News, Rabu (6/8/2025). “Dia akan digantikan oleh seseorang yang jauh lebih kompeten dan berkualitas.”
Menurut Trump, angka ketenagakerjaan tersebut dipalsukan untuk membuat citra dirinya dan Partai Republik terlihat buruk.
Baca Juga: Hampir 10.000 Pegawai Negeri AS Di-PHK Imbas Efisiensi Anggaran ala Trump
Pemecatan McEntarfer menuai kecaman. Mereka mengecam keras tudingan manipulasi data demi kepentingan politik yang dilontarkan Trump.
“Alasan pemecatan Dr. McEntarfer tidak berdasar dan merusak kredibilitas statistik ekonomi federal, yang menjadi landasan pengambilan keputusan ekonomi yang cerdas oleh bisnis, keluarga, dan pembuat kebijakan,” kata pernyataan Friends of BLS.
“Memecat Komisaris hanya karena revisi data (yang merupakan proses rutin) bisa menghancurkan kepercayaan publik pada institusi Amerika dan seluruh data statistik pemerintah,” kata ekonom Arin Dube dari University of Massachusetts-Amherst.
Setelah unggahan awal Trump, Menteri Tenaga Kerja Lori Chavez-DeRemer mengumumkan di X bahwa McEntarfer tidak lagi menjabat sebagai kepala biro tersebut. William Wiatrowski, wakil komisaris, akan menjabat sebagai pejabat sementara.
Biro Statistik Ketenagakerjaan AS sebelumnya mencatat bahwa hanya 73 ribu pekerjaan yang ditambahkan di bulan Juli. Selain itu, tercatat ada 258.000 pekerjaan lebih sedikit pada bulan Mei dan Juni dibanding perkiraan sebelumnya.
Baca Juga: Mahasiswa RI di Harvard Terdampak Kebijakan Imigrasi Trump, Ini Respon LPDP
Data ini menunjukkan pelemahan ekonomi selama masa jabatan Trump, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat di paruh pertama tahun dan inflasi yang meningkat pada bulan Juni.
Sebagian dari pelambatan itu dikaitkan dengan tekanan harga akibat tarif dagang yang diberlakukan presiden.
“Apa yang dilakukan pemimpin buruk saat mendapat kabar buruk? Menyalahkan pembawa pesannya,” kata Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, dalam pidatonya hari Jumat.
Trump sendiri menyoroti revisi besar-besaran terhadap data ketenagakerjaan AS. Data bulan Mei direvisi dari 125.000 menjadi hanya 19.000, dan data Juni turun dari 147.000 menjadi 14.000.
Sedangkan Juli hanya mencatatkan 73.000 penambahan pekerjaan, dengan tingkat pengangguran naik sedikit dari 4,1 persen ke 4,2 persen. “Tidak mungkin seseorang bisa sebegitu salahnya. Kita butuh data pekerjaan yang akurat,” tulis Trump.
“Dia akan digantikan oleh orang yang lebih kompeten. Angka-angka penting seperti ini harus adil dan akurat, tidak boleh dimanipulasi untuk tujuan politik,” ujarnya.