TopCareer.id – Akal imitasi (AI) dikhawatirkan bakal membuat banyak pekerjaan hilang, serta menggeser peran-peran manusia. Namun, ada dua pekerjaan yang disebut-sebut sulit untuk digantikan oleh kecerdasan buatan.
Demis Hassabis, CEO Google Deepmind mengatakan, walaupun AI suatu saat nanti mungkin bakal melebihi dokter, pekerjaan dari perawat akan sulit tergantikan.
Kepada Wired, Hassabis mengatakan AI mungkin akan bisa meniru apa yang dilakukan dokter, membantu pekerjaannya, atau memiliki dokter yang mirip AI.
“Di sisi lain, seperti keperawatan, saya rasa Anda tidak menginginkan robot untuk melakukan itu. Ada sesuatu tentang aspek empati manusia… yang sangat humanis,” katanya, mengutip The Economic Times, Selasa (12/9/2025).
Baca Juga: Pakar Nvidia Beri 5 Tips Mulai Karier di Era AI
Dengan kata lain, masa depan pekerjaan mungkin tak lagi tergantung dari gelar, tapi juga kemampuan memberi kenyamanan, terhubung, dan peduli yang tak bisa ditiru mesin.
Sementara, menurut pemenang Nobel, Geoffrey Hinton, yang dijuluki “Godfather of AI” menyarankan seseorang untuk berlatih menjadi tukang ledeng.
“Akan butuh waktu lama sebelum AI bisa sehebat kita dalam manipulasi fisik,” kata Hinton dalam siniar The Diary of a CEO. “Kemungkinan besar saya ingin jadi tukang ledeng,” ujar pria yang meninggalkan Google pada 2023 ini.
Menurutnya, meski AI akan mengubah kerja-kerja riset dan berbasis data, mereka masih akan kesulitan dengan pekerjaan tangan langsung, seperti mengencangkan keran bocor atau memegang tangan pasien yang ketakutan.
Baca Juga: System Administrator, Peran yang Jarang Disorot di Balik Jalannya AI
Profesi-profesi seperti perawat dan tukang ledeng, yang kerap diremehkan saat ini, memang butuh sifat-sifat manusia yang bisa dibuat ke dalam kode oleh algoritma.
Diskusi kini juga bergeser bukan hanya soal siapa yang paling pintar atau produktif, namun juga tentang siapa yang paling manusiawi.
Hinton mengatakan AI suatu hari nanti mungkin akan mengendalikan jaringan listrik dan melampaui kognisi manusia. Namun, dia tidak akan tahu cara menghibur pasien yang menangis atau membersihkan kotoran di bawah wastafel dapur.
Hassabis pun mengatakan, ada hal-hal yang “tidak ingin kita lakukan dengan mesin” dan itulah yang mungkin jadi penyelamat manusia.