TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan, hubungan industrial yang harmonis dalam perusahaan adalah kunci untuk menciptakan iklim ketenagakerjaan yang sehat.
Menurut Yassierli, berbagai tantangan ketenagakerjaan saat ini sering berakar dari persoalan hubungan industrial yang belum ideal.
“Kalau hubungan industrial harmonis, maka akan tercipta budaya kerja yang transformatif, di mana buruh dan pengusaha dapat membentuk tim kerja yang luar biasa,” kata Yassierli, mengutip keterangan tertulis, Selasa (11/8/2025).
Baca Juga: Produktivitas dan Pengangguran Masih Jadi Tantangan Ketenagakerjaan RI
“Mereka memiliki visi bersama. Istilah kita itu buruh sejahtera, industrinya kuat dan maju. Core-nya ini culture,” ujarnya dalam Dialog Terbuka Menuju Hubungan Industrial yang Proaktif dan Transformatif di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/8/2025).
Yassierli mengatakan, hubungan industrial yang harmonis dan kondusif, dapat menyelesaikan banyak tantangan ketenagakerjaan saat ini.
“Ketika hubungan industrial mencapai kondisi yang harmonis dan kondusif, maka banyak tantangan ketenagakerjaan yang akan terselesaikan dengan sendirinya,” ujar Yassierli.
Menaker menambahkan, beberapa tantangan termasuk penguatan link and match, optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK), pekerjaan yang layak dan inklusif bagi kelompok rentan, hingga penyusunan regulasi ketenagakerjaan.
Tantangan lain yang disebutkan oleh Yassierli termasuk penegakan hukum terhadap norma ketenagakerjaan dan K3, serta penerapan hubungan industrial yang transformatif.
Baca Juga: Menaker: Perlu Kearifan Lokal dalam Hubungan Industrial yang Harmonis
Yassierli menegaskan, harmonisnya hubungan industrial juga akan berdampak positif pada iklim investasi.
Para investor, baik dari dalam maupun luar negeri, biasanya mempertimbangkan stabilitas hubungan industrial sebagai salah satu indikator utama, sebelum menanamkan modalnya.
“Kenapa orang mau berinvestasi di suatu negara? Karena situasinya kondusif. Itu yang harus kita bangun. Kondusif dalam arti adanya norma, nilai dan kesatuan visi,” pungkas Yassierli.