TopCareerID

Investasi dan Konsumsi Rumah Tangga Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen

Ilustrasi uang untuk belanja (Ahsanjaya/Pexels)

TopCareer.id – Ekonom menyebutkan ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional 5,12 persen pada triwulan II 2025.

Data pertumbuhan ekonomi nasional sebelumnya tercatat meningkat 5,12 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,87 persen pada triwulan sebelumnya, serta melampaui konsensus pasar sebesar 4,87 persen.

Menurut Permata Bank melalui Permata Institute for Economic Research (PIER), capaian tersebut menandai laju pertumbuhan tercepat sejak triwulan II 2023, didorong menguatnya investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB) dan konsumsi rumah tangga, meski belanja pemerintah masih mengalami kontraksi.

“Pertumbuhan di atas ekspektasi ini mencerminkan ketahanan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global, khususnya pada mesin dan peralatan, melonjak signifikan, sejalan dengan meningkatnya impor barang modal dan percepatan sejumlah proyek infrastruktur,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank, mengutip siaran pers, Kamis (14/8/2025).

Baca Juga: Anjloknya Kelas Menengah Ancam Pertumbuhan Ekonomi

Josua menambahkan, konsumsi rumah tangga juga tetap solid, didukung momen hari raya Idulfitri dan Iduladha. “Ke depan, tantangan eksternal seperti tensi dagang global masih perlu diwaspadai,” ujarnya.

Josua menambahkan, sepanjang triwulan II 2025, investasi tumbuh 6,99 persen yoy, tertinggi sejak awal 2021, dengan pertumbuhan signifikan pada kategori mesin dan peralatan 25,30 persen, serta bangunan dan struktur sebesar 4,89 persen.

Untuk konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen yoy, sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya, terutama pada sektor transportasi dan komunikasi, makanan dan minuman, serta restoran dan hotel. Dari sektor perdagangan luar negeri, ekspor tumbuh 10,67 persen yoy dan impor 11,65 persen yoy.

Menurut studi Permata Bank, ini mencerminkan aktivitas front-loading oleh mitra dagang, dimana mereka membeli produk impor lebih awal, dan menumpuknya jelang implementasi tarif timbal balik Amerika Serikat.

Baca Juga: Angka Penduduk Miskin BPS Dikritik, Jumlah Asli Dinilai Lebih Banyak

Sementara, sektor manufaktur, perdagangan, informasi dan komunikasi, serta konstruksi menjadi kontributor utama pertumbuhan, sementara sektor jasa lainnya mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 11,31 persen.

“Dengan mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, kami pemproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 berada di kisaran 4,8 sampai 51, persen,” kata Josua.

Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi pada semester dua diperkirakan akan ditopang belanja pemerintah, serta dukungan paket stimulus untuk menjaga konsumsi rumah tangga.

“Investasi akan ditopang oleh belanja modal pemerintah dan kebijakan moneter yang akomodatif termasuk lanjutan pemotongan suku bunga kebijakan,” pungkas Josua.

Exit mobile version