TopCareer.id – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) disebut bakal menghilangkan beberapa pekerjaan. Namun, sebuah studi di Australia menyebut setidaknya ada beberapa sektor yang bakal sulit digantikan.
Jobs and Skills Australia (JSA) menyebut setidaknya pekerjaan di bidang keperawatan, konstruksi, atau perhotelan, akan lebih sulit digantikan AI, meski tetap terdampak.
Menurut Barney Glover, Komisioner JSA, dampak AI akan tetap sangat besar.
“Pesan utama laporan ini adalah hampir semua jenis pekerjaan akan terdampak oleh AI. Tidak peduli di sektor apa atau tingkat keahlian apa: kamu akan terpengaruh AI,” kata Glover, dikutip dari The Guardian, Jumat (22/8/2025).
Studi JSA mencatat bahwa pekerjaan yang bisa dilakukan secara otomatis akan paling terdampak oleh AI.
“Banyak tugas administratif, yang sebelumnya tidak terlalu terpengaruh oleh gelombang otomasi sebelumnya, kini bisa digantikan sebagian besar oleh Generative AI,” tulis laporan itu.
Pekerjaan seperti pegawai administrasi, resepsionis, pembukuan, penjualan, pemasaran, hubungan masyarakat, analis bisnis dan sistem, hingga programmer, diprediksi akan terpangkas pada 2050.
Baca Juga: 2 Pekerjaan Disebut Bakal Sulit Digeser AI
Sebaliknya, beberapa pekerjaan yang diprediksi tumbuh antara lain pekerja kebersihan dan laundry, administrasi publik dan keamanan, manajer administrasi bisnis, pekerja konstruksi dan tambang, serta pekerja perhotelan.
Temuan lainnya, AI lebih cenderung mengubah cara kerja alih-alih menggantikan sepenuhnya.
“Hampir separuh pekerja saat ini berada di pekerjaan dengan tingkat otomasi rendah dan potensi peningkatan (augmentation) menengah,” kata laporan itu. “Artinya pekerjaan mereka lebih mungkin berubah daripada tergeser,” tulisnya.
Riset tersebut juga membuat tiga skenario adopsi AI hingga 2050, yang memproyeksikan pertumbuhan lapangan kerja.
Hasilnya, AI memang dapat memperlambat pertumbuhan lapangan kerja di sekitar 2030, namun mempercepat pertumbuhan di dekade berikutnya.
Dalam semua skenario, jumlah pekerjaan di Australia pada 2050 tetap lebih banyak dengan AI, dibanding tanpa AI.
Baca Juga: Pakar Nvidia Beri 5 Tips Mulai Karier di Era AI
Analisis ini menyebut dampak besar pada lapangan kerja mungkin baru benar-benar terlihat sekitar satu dekade ke depan, seiring makin dalamnya adopsi AI dan perubahan struktural terkait.
Glover pun menekankan pentingnya untuk segera mempersiapkan pekerja yang mampu bertahan dan berkembang di tempat kerja, yang sudah menggunakan AI.
“Pastikan sektor pendidikan dan pelatihan siap menghadapi ini. AI sekarang adalah keterampilan dasar — semua orang akan jadi semacam prompt engineer,” kata Glover.
Generasi muda harus dibekali dengan keterampilan yang mereka butuhkan.
“Kita perlu kemampuan kognitif dan berpikir kritis. Karena itu penting untuk mendukung humaniora dan ilmu sosial, yang selama berabad-abad mengembangkan keterampilan berpikir kritis ini,” pungkas Glover.