Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

EdukasiTren

Masyarakat Harus Kritis Hadapi Banjir Informasi

Ilustrasi demo. Sumber foto: freepik.com

TopCareer.idMedia sosial sedang dilanda banjir opini dan informasi menyusul aksi demo dan kericuhan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Radius Setiyawan, Pakar Kajian Budaya dan Media Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengingatkan masyarakat untuk lebih kritis dalam menghadapi banjir informasi di medsos.

“Berbagai analisis bermunculan di media sosial, mulai dari yang rasional hingga spekulatif dan cenderung konspiratif. Masing-masing memiliki dasar, argumen, dan pendukungnya sendiri,” kata Radius, mengutip laman UM Surabaya, Rabu (3/9/2025).

Masyarakat pun harus berhati-hati dalam menerima informasi, mengingat derasnya arus konten di platform digital dalam situasi genting.

Dalam kondisi seperti ini, ada potensi hoaks dan disinformasi yang sangat besar, di mana ini bisa memperkeruh situasi sosial-politik yang sudah rentan.

Baca Juga: Kadin Ajak Semua Pihak Tetap Tenang: Kondisi Ekonomi Sedang Sulit

Radius menambahkan, pemerintah punya peran krusial dalam menjaga ketenangan publik.

Ia mengatakan bahwa transparansi informasi dan kecepatan respons menjadi hal yang tak bisa ditawar, tapi harus disertai dengan kehati-hatian dalam menyampaikan kebijakan.

“Langkah yang tergesa tanpa mempertimbangkan kondisi psikologis masyarakat justru dapat memperburuk keadaan,” kata Radius.

Radius di sisi lain mengapresiasi bahwa masyarakat saat ini sudah kritis dalam menyikapi informasi.

Menurutnya, banyak publik digital yang sudah mulai bisa membedakan mana demonstrasi yang damai dan tindakan anarkis yang berujung penjarahan. Tak sedikit yang menguatkan analisisnya dengan data dan fakta yang relevan.

Baca Juga: Libatkan Jutaan Pekerja, Pemerintah Diminta Jaga Sektor Ritel

“Ini menunjukkan peningkatan literasi media. Masyarakat makin cakap memilah informasi yang valid dan yang menyesatkan,” Radius menjelaskan.

Radius menegaskan, dalam banyak kasus kerusuhan tidak terjadi secara spontan. Menurutnya, terdapat kecenderungan keterlibatan aktor-aktor tertentu ang secara sadar mengarahkan massa kepada tindakan destruktif.

Mereka memahami cara memanipulasi emosi kerumunan, memicu amarah, hingga berujung pada aksi kekerasan seperti pembakaran dan penjarahan.

Radius mengatakan pendekatan multidisipliner baik dari sisi sosial, psikologi massa, maupun kajian media sangat dibutuhkan untuk memahami akar persoalan secara lebih mendalam, serta mencegah agar insiden serupa tidak terulang.

Leave a Reply