TopCareerID

Pembuat ChatGPT Bikin Platform Lowongan Kerja dengan AI

Ilustrasi ChatGPT (Pexels)

TopCareer.id – Pembuat ChatGPT, OpenAI, mengatakan bahwa mereka sedang membuat platform lowongan kerja berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Platform yang akan diberi nama OpenAI Jobs Platform itu digadang-gadang akan jadi pesaing LinkedIn.

Menurut juru bicara OpenAI, seperti dilansir Tech Crunch, dikutip Rabu (10/9/2025), layanan ini diperkirakan meluncur pada pertengahan 2026.

Fidji Simo, CEO Aplikasi, Open AI mengumumkan proyek terbaru mereka dalam sebuah unggahan di blog resmi mereka.

Ia mengatakan, perusahaan akan “memakai AI untuk membantu menemukan kecocokan yang tepat antara kebutuhan perusahaan dan apa yang bisa ditawarkan pekerja.”

Baca Juga: Pengetahuan AI Mulai Dipertimbangkan Saat Rekrutmen Karyawan

Simo juga mengatakan, platform ini bakal menawarkan jalur khusus bagi usaha kecil dan pemerintah daerah, untuk mengakses talenta-talenta AI terbaik.

Nantinya, platform lowongan kerja OpenAI bakal bersaing dengan LinkedIn, yang didirikan juga oleh Reid Hoffman, salah satu investor awal OpenAI. LinkedIn juga dimiliki oleh Microsoft, penyandang dana terbesar OpenAI.

LinkedIn sebelumnya juga berupaya untuk mengintegrasikan platformnya dengan fitur-fitur AI, untuk membantu mencocokkan pelamar dengan perusahaan.

OpenAI juga menyatakan akan menawarkan sertifikasi bagi orang-orang dengan berbagai tingkat “kemahiran AI” melalui OpenAI Academy, program daring yang diluncurkan di 2024.

Baca Juga: AI hingga Adaptasi, LinkedIn Ungkap 15 Skill yang Kini Tumbuh Pesat

Seorang juru bicara OpenAI mengatakan perusahaan berencana untuk meluncurkan uji coba Sertifikasi OpenAI pada akhir tahun 2025.

Simo dalam unggahan blog-nya menyebut, OpenAI tidak bisa mencegah hilangnya beberapa pekerjaan akibat kehadiran AI.

Namun, dia mengklaim mereka bisa berperan dengan membantu orang-orang menjadi terampil di bidang AI, serta menghubungkannya dengan perusahaan yang butuh keahliannya.

Pembuat ChatGPT itu mengatakan mereka juga menggandeng Walmart untuk program sertifikasinya, menargetkan 10 juta warga Amerika Serikat mendapat sertifikasi di 2030.

Exit mobile version