TopCareerID

Kemnaker Dorong Cakupan Jamsostek pada Pekerja Logistik

Industri logistik. (sumber: LinkedIn)

TopCareer.id – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong peningkatan cakupan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), pada pekerja di sektor logistik.

Menaker Yassierli mengungkapkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat per Februari 2025, sektor pengangkutan merupakan salah satu lapangan kerja yang mengalami peningkatan tenaga kerja di provinsi ini, dengan jumlah peningkatan 0,18 juta orang.

Sektor ini pun menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat di triwulan I tahun 2025.

“Peningkatan ini diharapkan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, mengingat pengangkutan atau logistik merupakan sektor yang krusial dalam menggerakkan roda perekonomian,” kata Yassierli di di Bale Asri, Pusat Dakwah Agama Islam (Pusdai) kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (20/9/2025).

Namun, kata Menaker, bekerja di sektor pengangkutan atau logistik juga rentan dan penuh risiko seperti kecelakaan lalu lintas, kelelahan, hingga cedera.

Baca Juga: Kemnaker Sebut Pasar Kerja 2025 Positif, Posisi Ini Banyak Dicari

Belum lagi masalah lain seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), meninggal dunia saat bongkar muat, dll. Karena itu, peningkatan cakupan kepesertaan Jamsostek sangatlah penting.

“Sesuai UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sangat penting mendorong pekerja di sektor logistik untuk menjadi peserta program Jamsostek agar mereka mendapatkan perlindungan,” ujar Yassierli, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Dirjen PHI Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri mengungkapkan bahwa hingga Agustus 2025, jumlah pekerja yang terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan sebesar 5.033.108 orang.

Angka ini terdiri dari Penerima Upah sebanyak 4.056.738 orang dan Bukan Penerima Upah sebanyak 976.370 orang.

“Dengan demikian cakupan kepesertaan Jamsostek di Provinsi Jawa Barat hanya 20 persen sehingga dirasa belum optimal,” kata Indah.

Exit mobile version