TopCareerID

CEO LinkedIn: Gelar Belum Tentu Bikin Orang Dilirik di Pasar Kerja Masa Depan

Ryan Roslansky, CEO LinkedIn. (Dok: LinkedIn)

TopCareer.id – CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengungkapkan bahwa punya gelar mungkin tak membuat seseorang lebih unggul di pasar kerja masa depan.

Hal ini dinyatakan CEO LinkedIn yang juga EVP Microsoft Office dan Copilot itu dalam sebuah diskusi di kantor LinkedIn di San Fransisco, Amerika Serikat.

Ia menyebut, mereka yang bisa merangkul kecerdasan buatan (AI) dan punya sejumlah kualitas lainnya, akan lebih berharga di masa depan, seiring terintegrasinya AI di tempat kerja.

“Saya kira perubahan pola pikir ini mungkin hal yang paling menarik, karena saya duga masa depan pekerjaan bukan lagi milik orang-orang yang punya gelar terbaik atau kuliah di perguruan tinggi terbaik, namun milik mereka yang mudah beradaptasi, berpikiran maju, siap belajar, dan siap menggunakan perangkat-perangkat ini,” ujarnya.

Baca Juga: VIDEO: Alasan Fresh Graduate Wajib Pamer Skill di LinkedIn

Dilansir dari Business Insiders, dikutip Jumat (10/10/2025), survei Microsoft di 2024 menyebut 71 persen pimpinan bisnis akan memilih kandidat yang kurang berpengalaman namun punya keterampilan AI, ketimbang kandidat yang berpengalaman tapi tak punya skill tersebut.

Dalam acara AI in Work Day, LinkedIn juga mencatat lowongan kerja yang membutuhkan literasi AI meningkat sekitar 70 persen dari tahun ke tahun.

Menurut Karin Kimbrough, kepala ekonom, LinkedIn, seiring dengan perubahan yang dicari perusahaan, “adaptasi adalah mata uang baru.”

“AI berubah dengan cepat. AI akan mengubah jenis keterampilan yang kita inginkan, jenis pekerjaan yang akan kita miliki. AI akan mengubah arah karier kita selanjutnya, dan mengubah cara perusahaan memandang talenta,” kata Kimbrough.

Baca Juga: PHK Melanda Pekerja Profesional, Pakar Karier LinkedIn Berikan Tips Ini

Meski AI akan semakin banyak digunakan di lingkungan kerja, Roslansky tak yakin kecerdasan buatan akan sepenuhnya menggantikan manusia.

Menurutnya, orang yang mengadopsi AI akan menggantikan mereka yang tidak melakukannya. Ini berarti, sekadar tahu cara berbicara dengan chatbot saja tidaklah cukup.

Roslansky menambahkan, keterampilan interpersonal masih dihargai. “Saya yakin komponen manusia dalam semua ini, sejujurnya, akan menjadi senjata rahasia kebanyakan orang,” katanya.

Maka dari itu, empati, komunikasi, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan untuk benar-benar berbicara dengan seseorang, masih sangat dibutuhkan.

“Jangan lupakan keterampilan manusia. Itu semua penting untuk meraih kesuksesan dalam apa pun yang Anda coba lakukan ke depannya,” pungkas Roslansky.

Exit mobile version