TopCareerID

Studi Ungkap Jenis Serat Ini Bisa Lindungi Hati dari Dampak Buruk Gula

Ilustrasi bawang (Robert Owen-Wahl/Pixabay)

TopCareer.id – Sebuah studi menemukan bahwa serat alami makanan berguna untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat gula.

Para peneliti di University of California, Irvine (UC Irvine), School of Medicine menemukan bahwa inulin, serat alami dalam sayuran seperti bawang, bawang putih, dan artichoke, mampu membentuk ulang bakteri di usus sehingga mampu menghentikan fruktosa sebelum mencapai hati.

“Kami menemukan bahwa mengonsumsi jenis serat makanan yang disebut inulin… mengubah bakteri di usus untuk membantu mengonsumsi fruktosa berlebih yang berbahaya,” kata peneliti utama Cholsoon Jang dari Nutrient Metabolism & Disease Lab, UCI.

Mengutip New York Post, Rabu (15/10/2025), temuan yang dimuat di jurnal Nature Metabolism ini mengungkapkan bahwa manfaat serat jauh tak hanya melancarkan pencernaan, tapi juga berperan penting dalam membantu tubuh mengatur gula di tingkat molekuler.

Baca Juga: Biar Bijak Konsumsinya, Kenali Jenis-Jenis Gula

Peneliti menemukan, saat seseorang mengonsumsi fruktosa (gula alami yang biasanya ditemukan dalam buah dan makanan manis), bakteri di usus halus bisa memecahnya sebelum itu masuk ke hati.

Namun tanpa serat yang cukup, fruktosa berlebihan bisa “bocor” dan membebani hati, sehingga memicu penumpukan lemak.

Dengan memberi makan bakteri usus menggunakan inulin, para peneliti menemukan mikroba tersebut secara efektif “membakar” fruktosa lebih awal, mencegah terjadinya rantai kerusakan itu.

Selain itu, setelah bakteri-bakteri ini “terlatih” oleh inulin, mereka mampu membalikkan tanda-tanda penyakit hati berlemak, mengurangi penumpukan lemak, serta meningkatkan antioksidan alami dalam hati.

Jang menambahkan, penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua kalori memiliki dampak yang sama.

“Kami mendapatkan wawasan tentang bagaimana serat melindungi kesehatan kita dari zat berbahaya seperti fruktosa,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Tips Pangkas Konsumsi Gula Berlebih

Penelitian ini sendiri dilakukan pada peserta yang tidak mengalami obesitas. Kelompok tersebut biasanya dianggap sehat, tapi tetap berisiko mengalami gangguan metabolik akibat konsumsi gula tinggi.

Jang menambahkan, kerusakan metabolik tidak hanya terjadi pada orang yang kelebihan berat badan. Bahkan, orang yang tampak sehat bisa mengalami stres hati atau resistensi insulin jika mikrobiota ususnya tidak mampu mengolah fruktosa dengan baik.

“Dengan mengidentifikasi bakteri usus dan jalur metabolik yang terlibat, temuan kami dapat membantu merancang strategi nutrisi yang lebih personal,” kata Jang.

Penelitian lanjutan akan mengeksplorasi apakah jenis serat lain di luar inulin juga bisa memberikan efek perlindungan serupa. Untuk sekarang, para peneliti menjelaskan temuan ini menunjukkan serat tidak hanya membantu pencernaan, tapi juga berperan sebagai pelindung kesehatan metabolik.

“Dengan memeriksa seberapa baik bakteri usus seseorang menguraikan fruktosa sebelum diserap tubuh, kita bisa memilih suplemen prebiotik atau probiotik yang paling sesuai untuk meningkatkan hasil dan mengurangi efek samping,” pungkas Jang.

Exit mobile version