TopCareerID

Studi Ungkap Jenis Video Pendek yang Ampuh Redakan Stres

Ilustrasi menonton video pendek. (Pexels)

TopCareer.id – Menonton video pendek yang inspiratif ternyata bisa jadi salah satu cara yang awet dalam mengurangi stres. Hal ini seperti dicatat dalam sebuah studi terbaru.

Sudah banyak studi yang menyoroti dampak negatif dari media digital. Namun, riset yang dimuat di jurnal Psychology of Popular Media ini menunjukkan efek positifnya.

Robin Nabi, profesor komunikasi di University of California, Santa Barbara mengatakan, temuan ini cukup menggembirakan, terutama di masa-masa yang penuh tantangan seperti sekarang.

“Sesuatu yang mudah, menyenangkan, dan memberikan manfaat nyata,” ujarnya, dikutip dari Webmd, Kamis (16/10/2025).

Temuan ini pun memperkuat penelitian Nabi dan rekan-rekannya sebelumnya, yang menunjukkan pengaruh besar rasa harapan terhadap kesehatan mental.

Baca Juga: Produktif di Kantor Tapi di Rumah Mati Rasa? Ini Tanda Kamu Kena Functional Freeze

Don Grant, psikolog media di Los Angeles dan anggota American Psychological Association, menyebut studi ini “sangat signifikan” dan mengatakan bahwa ia tidak terkejut dengan hasilnya.

“Dalam praktik saya, membangkitkan dan menjaga rasa harapan adalah faktor kunci dalam membantu klien saya mengurangi stres,” kata Grant, yang tidak terlibat dalam riset tersebut.

Ia mengatakan, stres sering terjadi karena pikiran negatif atau cara pandang yang terlalu buruk terhadap masa depan.

Karena itu, mengingat, mempercayai, atau bahkan menemukan kembali harapan, menurut Grant “adalah alat yang luar biasa ketika berhasil.”

Penelitian ini dilakukan pada November dan Desember 2023. Waktu ini dipilih karena peneliti menilai banyak orang mengalami stres lebih tinggi saat musim liburan.

Para peneliti membagi 1.000 orang dewasa ke dalam lima kelompok dan meminta mereka melakukan kegiatan tertentu selama lima menit setiap hari selama lima hari berturut-turut.

Baca Juga: Stres Bisa Bikin Botak?

Satu kelompok diminta menonton video pendek inspiratif, sementara kelompok lain menonton video komedi. Ada juga grup yang melakukan meditasi.

Selain itu, kelompok lain diminta melakukan hal-hal standar yang biasa mereka lakukan di ponsel saat bersantai. Terakhir adalah kelompok kontrol yang tidak diberi instruksi khusus.

Setiap kali selesai, peserta mengisi laporan singkat tentang perasaan mereka, tingkat stres, dan pendapat tentang video atau latihan meditasi.

Hasilnya, hanya dua kelompok yang melaporkan penurunan stres, yaitu yang menonton video pendek inspiratif dan bermeditasi, di mana efeknya bertahan hingga 10 hari setelahnya.

Menurut Nabi, ini mungkin terjadi karena para peserta masih mengingat dan memutar ulang video-video tersebut dalam pikiran mereka, sehingga manfaatnya bertahan lebih lama.

Teori lain menyebutkan, perasaan penuh harapan dari video bisa memperkuat efikasi koping, kemampuan seseorang untuk menghadapi stres yang muncul.

Ini juga bisa meningkatkan ketahanan mental, yakni kemampuan mengakui dan menghadapi emosi negatif sambil menarik kekuatan dari emosi positif.

Grant menjelaskan, salah satu alasan mengapa metode ini ampuh salah satunya terkait dengan fokus dan kehadiran mental.

Baca Juga: 6 Tips Tetap Profesional di Tengah Tekanan Kerja

Menurut Grant, kebiasaan tersebut merupakan penyebab utama dari stres kronis.

Selain itu, memiliki ritual harian juga bisa membantu. “Kebiasaan kecil yang dilakukan secara rutin menciptakan struktur dan rasa stabilitas, yang dapat menurunkan stres,” tambah Grant.

Saat video yang menarik menyita perhatian, orang berhenti memikirkan penyesalan masa lalu atau kekhawatiran masa depan atau “catastrophic future tripping”, yaitu membayangkan skenario terburuk di masa depan.

Sementara dari sisi biologis, aktivitas ini mungkin mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, bagian otak yang berperan saat kita tenang dan rileks.

Menonton video lima menit secara rutin bisa menurunkan stres jangka panjang lewat neuroplastisitas atau kemampuan otak untuk berubah dan beradaptasi.

Ini membantu membentuk kebiasaan baru, menenangkan respons stres, dan meningkatkan hormon bahagia seperti dopamin dan serotonin, yang semuanya memperkuat pengaturan emosi dan ketahanan terhadap stres.

Penelitian juga menunjukkan, rasa terhubung secara sosial dapat menurunkan stres.

“Pesan dalam video-video itu bisa membuat penonton merasa ‘dilihat’ dan merasa menjadi bagian dari komunitas orang-orang yang juga sedang berjuang dalam diam,” kata Joanne Broder, psikolog media di Moorestown, New Jersey.

Exit mobile version