TopCareerID

Diperingati Tiap 28 Oktober, Ini Sejarah Hari Sumpah Pemuda

Logo dan tema Hari Sumpah Pemuda ke-97

TopCareer.idHari Sumpah Pemuda diperingati Indonesia setiap tanggal 28 Oktober, di mana tahun ini menjadi peringatan ke-97, yang jatuh pada Selasa (28/10/2025).

Adapun, tema peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025 adalah “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.”

Mengutip Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025, tema ini mengandung pesan bahwa kejayaan Indonesia di masa depan harus diwujudkan melalui kolaborasi lintas elemen bangsa.

Mengutip laman muspada.kemenbud.go.id, Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan lewat putusan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta, pada 27-28 Oktober 1928.

Ikrar ini adalah pernyataan kebangsaan pemuda pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan agama, menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan: ialah Indonesia.

Dilansir laman disbud.bulelengkab.go.id, sebelumnya para pemuda sudah terlebih dulu mengupayakan persatuan melalui Kerapatan Besar Pemuda atau Kongres Pemuda I, yang digelar pada 30 April sampai 2 Mei 1926 di Batavia.

Kongres ini ditujukan untuk menyamakan persepsi antar berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia, sehingga terwujud dasar pokok lahirnya persatuan Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Baca Juga: Sumpah Pemuda 2024, Menaker Yassierli Ingatkan Pentingnya Jaga Persatuan

Namun, Kongres Pemuda I tidak membuahkan hasil setelah Ketua Kongres, Muhammad Tabrani, tidak sepakat dengan Mohammad Yamin soal pemakaian istilah bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

Menurutnya, jika tanah air dan bangsa bernama Indonesia, maka bahasanya juga harus disebut sebagai bahasa Indonesia.

Kemudian, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), menggagas Kongres Pemuda II dua tahun kemudian. Sebelum itu, para pemuda mengadakan pertemuan pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928.

Di sana dibahas soal pembentukan panitia, susunan acara kongres, waktu, tempat, dan biaya.

Di sana disepakati Kongres Pemuda Kedua akan digelar pada 27-28 Oktober 1928 di tiga lokasi berbeda yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106).

Keseluruhan biaya akan ditanggung oleh organisasi-organisasi yang menghadiri kongres serta sumbangan sukarela.

Selain itu, disepakati juga pembentukan kepanitiaan kongres dengan susunan:

Dalam rapat pertama Sabtu malam, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Sugondo Djojopuspito mengatakan dirinya berharap kongres ini memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Mohammad Yamin kemudian menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua di hari Minggu pagi 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.

Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan perlu keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Di rapat terakhir pada Minggu sore, 28 Oktober 1928 di gedung Indonesische Clubgebouw, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi, selain gerakan kepanduan.

Baca Juga: Pesan Wamenperin ke Gen Z yang Mau Angkat Industri Batik Indonesia

Lalu, Ramelan mengemukakan tentang gerakan kepanduan yang tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Theo Pengamanan kemudian mengatakan bahwa pandu sejati adalah pandu berdasarkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air Indonesia.

Sebelum kongres ditutup, Wage Rudolf Supratman memainkan lagu “Indonesia Raya” dengan biola.

Kongres ditutup dengan pembacaan keputusan oleh Sugondo Djojopuspito, yang selanjutnya dirumuskan oleh Mohammad Yamin. Isi dari keputusan ini yaitu:

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Exit mobile version