TopCareer.id – Amazon mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 14 ribu karyawan tahun ini, dengan alasan bakal memperluas adopsi kecerdasan buatan (AI).
Beth Galetti, Senior Vice President of People Experience and Technology, Amazon mengatakan, pengurangan dilakukan karena perusahaan ingin merampingkan organisasi dan berinvestasi ke “hal-hal terbesar dan paling penting bagi kebutuhan pelanggan saat ini dan di masa depan.”
“Meskipun ini termasuk pengurangan di beberapa area dan perekrutan di area lain, secara keseluruhan akan ada pengurangan sekitar 14.000 posisi di tingkat korporat,” kata Galetti dalam unggahan di blog resmi Amazon, dikutip Kamis (30/10/2025).
Perusahaan pun memberikan sebagian besar karyawan terdampak 90 hari untuk mencari posisi baru secara internal.
“Tim rekrutmen kami juga akan memprioritaskan kandidat internal untuk membantu sebanyak mungkin orang menemukan peran baru di Amazon,” tulis Galetti.
Baca Juga: PHK Melanda Pekerja Profesional, Pakar Karier LinkedIn Berikan Tips Ini
Bagi mereka yang tidak mendapat posisi baru atau memilih untuk tidak pindah, Amazon akan memberikan uang pesangon, layanan penempatan kerja, tunjangan asuransi kesehatan, dan dukungan transisi lainnya.
Dalam tulisannya, Galetti menyebut bahwa AI adalah teknologi yang paling transformatif sejak hadirnya internet, serta memungkinkan perusahaan berinovasi jauh lebih cepat dari sebelumnya.
“Kami yakin bahwa kami harus menata organisasi dengan lebih ramping, dengan lapisan yang lebih sedikit dan rasa kepemilikan yang lebih besar, agar dapat bergerak secepat mungkin untuk pelanggan dan bisnis kami,” ujarnya.
Reuters pada hari Senin melaporkan Amazon akan memberhentikan pekerjanya, mengatakan PHK bisa mencapai 30.000.
Dikutip dari CNN, Amazon punya lebih dari 350 ribu karyawan korporat, menurut survei tahun 2024 yang diajukan ke Komisi Kesempatan Kerja Setara AS. PHK ini pun mewakili sekitar 4 persen dari total staf perusahaan.
Baca Juga: Riset di AS: 1 dari 5 Orang Pekerja Lamar 100 Pekerjaan Usai Kena PHK
CEO Andy Jassy dalam unggahan terpisah pada bulan Juni lalu mengatakan kepada karyawan, peningkatan efisiensi dari kecerdasan buatan akan memungkinkan perusahaan mengurangi jumlah tenaga kerja manusia.
“Seiring dengan peluncuran lebih banyak AI Generatif dan agen, hal itu akan mengubah cara kerja kita,” tulis Jassy saat itu.
“Kami akan membutuhkan lebih sedikit orang untuk melakukan beberapa pekerjaan yang ada saat ini, dan lebih banyak orang untuk melakukan jenis pekerjaan lain,” imbuhnya.
Di tahun 2023, perusahaan sempat melakukan PHK besar-besaran dengan memangkas 27.000 pekerja di departemen sumber daya manusia, Amazon Stores, Amazon Web Services, dan divisi lainnya. Saat itu, Jassy mengaitkannya dengan memburuknya prospek ekonomi global.
