TopCareerID

Industri Agro Topang Pertumbuhan Ekonomi, Serap 9,8 Juta Pekerja

Menteri Perindustran Agus Gumiwang Kartasasmita. (Dok/Kementerian Perindustria)

Menteri Perindustran Agus Gumiwang Kartasasmita. (Dok/Kementerian Perindustria)

TopCareer.id – Industri agro jadi salah satu sektor strategis yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk dalam penyerapan lapangan kerja.

Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, sektor industri agro menjadi salah satu magnet investasi.

Sepanjang semester I tahun 2025, realisasi investasi sektor ini mencapai Rp85,05 triliun, disertai penyerapan tenaga kerja sebanyak 9,8 juta orang atau 50,26 persen dari total tenaga kerja industri pengolahan nonmigas.

“Pada semester I tahun 2025, sektor industri agro mencatatkan kontribusi sebesar 52,07 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, kemudian memberikan andil hingga 8,96 persen terhadap PDB nasional, dan tumbuh positif mencapai 4,99 persen,” kata Agus, mengutip keterangannya di Jakarta, ditulis Senin (3/11/2025).

Dari sisi perdagangan luar negeri, sektor industri agro juga menunjukkan kinerja yang gemilang dengan nilai ekspor menembus USD 37,38 miliar dan surplus neraca dagang sebesar USD 26,96 miliar.

Baca Juga: Menko PMK Ingin Lulusan Perguruan Tinggi Juga Bisa Buka Lapangan Kerja

“Data tersebut memperlihatkan bahwa industri agro bukan hanya menjadi motor pertumbuhan, tetapi juga pilar pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja produktif,” kata Menteri Perindustrian.

Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa mereka juga sedang mengimplementasikan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), sebagai kerangka kerja komprehensif penguatan sistem industri nasional yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Melalui SBIN, Kemenperin memacu integrasi rantai pasok industri nasional (backward dan forward linkage) dengan dukungan regulasi cerdas, jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan efisiensi proses produksi, serta penguatan inovasi dan akses pasar.

Dalam konteks sektor agro, pendekatan industrialisasi diarahkan untuk memperkuat hilirisasi berbasis sumber daya alam.

“Bahan baku seperti biji kakao, sagu, rumput laut, dan kopra didorong untuk diolah menjadi produk turunan bernilai tambah tinggi di dalam negeri,” kata Agus.

Baca Juga: Skill Trap dan Susah Dapat Kerja Ancam Bonus Demografi Indonesia

Ia menambahkan, kementeriannya terus mendorong terbentuknya ekosistem industri agro yang inklusif dengan memperkuat kemitraan antara pelaku industri, koperasi, dan petani untuk menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku.

Penerapan prinsip industri hijau dan berkelanjutan menjadi bagian penting dalam strategi tersebut, antara lain melalui efisiensi energi dan penerapan sertifikasi keberlanjutan seperti Rainforest Alliance, UTZ, dan Organic Certification.

Ditekankan juga pentingnya pemanfaatan teknologi mutakhir dan integrasi sistem industri 4.0, termasuk pengambilan keputusan berbasis data di seluruh rantai nilai agroindustri.

“Dengan langkah-langkah strategis tersebut, kami menargetkan sektor industri agro mampu menghasilkan nilai tambah hingga 180 kali lipat dibandingkan produk bahan mentahnya, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” pungkas Menperin.

Exit mobile version