TopCareer.id – Indonesia masih belum terbebas dari produk kosmetik berbahaya.
Di 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap 23 produk yang mengandung merkuri, asam retinoat, hidroquinon, pewarna merah K3 dan K10, serta pewarna acid orange 7.
Bahan-bahan berbahaya yang terkandung dalam produk kosmetik dan skincare akan menimbulkan dampak berbahaya bagi para pengguna.
Hardyanto Soebono, Guru Besar dan Pakar Kesehatan Kulit, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, peredaran kosmetik haruslah memiliki izin dan sudah berbasis bukti.
“Salah satu tugas BPOM adalah mengawasi obat dan kosmetik yang beredar. Di lapangan jika menemukan atau ditemukan kosmetik mengandung bahan-bahan yang berbahaya mereka harus melarang,” kata Hardyanto, mengutip laman resmi UGM, Selasa (25/11/2025).
Ia menjelaskan, pemakaian kosmetik berbahaya yang berkelanjutan bisa merusak tubuh. Sebagai contoh, merkuri yang sering dimasukkan dalam produk pemutih kulit, bisa merusak ginjal.
Baca Juga: Industri Kosmetik RI Terus Tumbuh, Jadi Peluang Buat Pelaku Usaha
Sementara, penggunaan hydroquinon sebagai produk pemutih juga berdampak buruk bagi pengguna. Bahkan, penggunaan secara berlebihan akan mengakibatkan kulit rusak dan terbakar.
“Dengan pemakaian dosis terlalu tinggi, tentu bisa membuat kulit terbakar, dan jika pemakaian terlalu lama menjadikan kulit bisa menjadi hitam. Timbul flek-flek hitam dari timbunan hydroquinon yang ada di bawah kulit,” kata Hardyanto.
Produk kecantikan yang mengandung Hydroquinone akan memberi efek putih secara instan, namun kemudian akan timbul efek hitam pada kulit.
“Penggunaan Hydroquinone mungkin pertama bagus untuk pemutih kulit, tapi pemakaian lebih dari dua bulan maka justru kulit akan bertambah hitam. Ini dikarenakan timbunan dari hydroquinone di bawah kulit,” Hardyanto menjelaskan.
Meski begitu, masih banyak perusahaan kecantikan yang memakai bahan-bahan berbahaya untuk mengeruk keuntungan.
Karena itu, ada beberapa tips untuk menghindari produk kosmetik berbahaya.
Baca Juga: Hati-hati, Ada Skincare yang Berbahaya Bagi Kesehatan
Pertama, konsumen harus mengecek atau melihat tanda izin dari BPOM pada kemasan produk. Kedua, konsultasikan dengan dokter kulit terkait permasalahan kondisi kulit.
Ketiga, perluas edukasi terkait penggunaan kosmetik. “Edukasi ini penting untuk menghindari efek samping jangka panjang dari pemakaian kosmetik. Karena jumlah produk kosmetik sekarang ribuan,” kata Hardyanto.
Anak muda pun diimbau untuk tidak mudah terpengaruh iklan produk kecantikan di media sosial, tanpa mendalami isi kandungan produk kecantikan.
Produk kecantikan yang tepat adalah produk yang sesuai dengan jenis kulit. Sehingga, penting bagi masyarakatu ntuk memperhatikan atau mengetahui jenis kulitnya sendiri.
Masyarakat pun diajak untuk lebih memahami soal ini, apakah kulitnya tergolong kering, berminyak, atau kombinasi.
“Jika berminyak tentunya menghindari kosmetik yang mengandung minyak. Kulit kering menggunakan pelembab, dan perlu juga memakai sunscreen secukupnya di siang hari. Tidak perlu berlebih-lebihan, secukupnya tergantung dari jenis kulit kita apa,” pungkas Hardyanto.













