TopCareerID

Tips Tetap Fit Saat Mudik Natal dan Tahun Baru

Ilustrasi Jawa Tengah jadi tumpuan mudik di Pulau Jawa. (dok. BPJT)

Ilustrasi Jawa Tengah jadi tumpuan mudik di Pulau Jawa. (dok. BPJT)

TopCareer.id – Mudik jadi salah satu tradisi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia saat momen libur panjang, termasuk saat Natal dan Tahun Baru.

Biar tak merusak suasana libur Natal dan Tahun Baru, masyarakat juga harus menjaga kondisi badannya agar tetap fit selama melakukan perjalanan mudik

Widya Khairunnisa Sarkowi, Dosen Fakultas Kedokteran IPB University mengatakan, kesiapan fisik dan mental menjadi faktor penting untuk memastikan perjalanan berlangsung aman.

Pastikan tubuh dalam kondisi fit, cukup tidur sebelum berangkat, serta tidak memaksakan diri apabila sedang sakit.

“Selama perjalanan, usahakan makan teratur, minum cukup air, dan lakukan peregangan ringan tiap beberapa jam agar tubuh tidak kaku,” ujarnya, dikutip dari laman resmi IPB University, Kamis (24/12/2025).

“Tetap patuhi aturan keselamatan sesuai moda transportasi yang digunakan,” imbuhnya.

Baca Juga: Menhub Prediksi 119,5 Juta Orang Bepergian di Libur Nataru 2025/2026

Pemudik juga harus membawa obat-obatan rutin dan memperhatikan efek samping yang mungkin ditimbulkan, salah satunya mengantuk, yang berbahaya bagi pengemudi.

Adapun, perbekalan utama yang sebaiknya dibawa meliputi obat pribadi, obat demam, diare, atau mabuk perjalanan, serta air minum dan camilan sehat.

Kebutuhan barang bawaan juga bisa berbeda bergantung pada moda transportasi.

Untuk perjalanan darat dengan mobil atau motor, perlengkapan keselamatan seperti sabuk pengaman, helm, dan jas hujan. Jangan lupa untuk mengecek kondisi kendaraan.

Sementara, perjalanan dengan kereta, bus, atau pesawat disarankan membawa perlengkapan secukupnya, mengingat kondisi ruang yang digunakan bersama banyak orang.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Intai Libur Nataru, Ini Tips Biar Tetap Aman Saat Wisata

Widya menambahkan, idealnya perjalanan dilakukan saat tubuh dalam kondisi paling segar, yaitu di pagi hingga siang hari. Perjalanan malam dinilai lebih berisiko karena dapat memicu rasa kantuk dan kelelahan, terutama bagi pengemudi.

“Jika harus bepergian malam hari, pastikan cukup istirahat sebelumnya dan lakukan jeda istirahat secara berkala di rest area,” kata Widya.

Ia menegaskan, perjalanan jarak jauh maupun dekat tetap harus dipersiapkan dengan baik, meski tingkat antisipasinya berbeda.

Pada perjalanan jarak jauh, risiko kelelahan, keterlambatan, dan keterbatasan akses layanan kesehatan lebih besar sehingga diperlukan persiapan lebih matang.

“Semakin lama perjalanan, semakin penting untuk mengantisipasi kebutuhan kesehatan dan kenyamanan,” pungkasnya.

Exit mobile version