Topcareer.id – Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization) tiga minggu pertama bulan Juli dianggap rekor dengan cuaca terpanas. Kondisi suhu yang meningkat atau gelombang panas ekstrem ini membuat banyak orang khawatir, bahkan bisa pengaruhi kesehatan mental.
Memahami bagaimana panas berdampak pada kesehatan Anda adalah penting agar tetap sehat dan aman.
Gelombang panas ekstrem bisa pengaruhi kesehatan mental
Menurut para ahli, panas memengaruhi kadar serotonin, neurotransmitter utama yang mengatur suasana hati. Oleh karena itu, panas dapat menyebabkan penambahan tingkat stres dan kelelahan, serta penurunan tingkat kegembiraan dan kebahagiaan.
“Saat suhu melonjak, efeknya tidak hanya pada kesejahteraan fisik dan infrastruktur kita, tetapi juga pada kesejahteraan dan kesehatan mental kita,” kata Jennifer Bahrman, Psikolog di UTHealth Houston, dikutip laman Healthline, Kamis (3/8/2023).
“Efek samping yang umum dari panas pada kesehatan mental termasuk kelesuan, perubahan pola tidur (misalnya insomnia), serta peningkatan pada kondisi gampang marah, cemas, depresi, dan stress,” tambahnya.
Bahrman melanjutkan, panas juga dapat memengaruhi fungsi kognitif. Secara khusus, itu dapat merusak memori kerja, konsentrasi, perhatian, dan waktu reaksi.
Menurutnya, defisit dalam hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam kemampuan individu untuk merawat diri sendiri secara efektif, memecahkan masalah, fokus, membuat rencana, dan memiliki penilaian yang baik.
Baca juga: Para Ilmuwan Sebut Juli 2023 Rekor Jadi Bulan Terpanas
“Sementara dampak panas pada kognisi terjadi pada semua individu dan kelompok usia, mereka yang menderita demensia memiliki risiko khusus terkait hal ini,” kata Bahrman.
“Mereka berada pada peningkatan risiko rawat inap dan kematian karena kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dan menjaga diri mereka sendiri sudah dipengaruhi oleh gangguan neurokognitif mereka dan diperburuk oleh efek panas pada fungsi kognitif.”
Selain itu, apakah seseorang lebih suka cuaca dingin atau panas juga dapat memengaruhi kesehatan mentalnya selama gelombang panas.
“Bagaimana kondisi cuaca memengaruhi suasana hati lebih mungkin terkait dengan kepribadian dan preferensi pribadi daripada suhu panas atau dingin yang sebenarnya,” kata Mayra Mendez, Psikoterapis berlisensi.
Misalnya, jelas Mendez, jika seseorang memiliki pola pikir bahwa mereka lebih menyukai suhu yang lebih dingin, mereka mungkin mengalami peningkatan suasana hati selama tahun-tahun ketika suhu lebih dingin sehingga menghasilkan perasaan bahagia dan meningkatkan energi serta semangat hidup, jelas Mendez.
Di sisi lain, orang yang lebih menyukai cuaca dingin mungkin mengalami peningkatan mood negatif saat suhu menghangat.
Bahkan, studi menyebut bahwa perilaku bunuh diri menurun selama berbulan-bulan dengan suhu yang lebih dingin.