Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

LifestyleSosok

Sejarah Santa Claus, Sosok Ikonik yang Selalu Hadir Tiap Natal

Ilustrasi Santa Claus buatan Thomas Nast. (Wikimedia Commons)

TopCareer.id – Santa Claus atau Sinterklas jadi sosok yang ikonik tiap Hari Natal. Namun, kehadiran figur ini tak lepas dari sejarahnya yang panjang.

Sejarah sosok Santa Claus sendiri bisa ditelusuri dari dari seorang uskup gereja Katolik bernama Santo Nikolaus. Mengutip Britannica, Santo Nikolaus dari Myra merupakan seorang uskup Myra pada abad ke-4 Masehi.

Biarawan itu dikenal karena kebaikannya, di mana menurut legenda, dia dikisahkan kerap membagikan hadiah dan permen pada anak-anak.

Peringatan Santo Nikolaus sendiri jatuh pada 6 Desember. Ia juga mendapatkan gelar sebagai Santo pelindung anak-anak dan para pelaut.

Gambaran Santo Nikolaus yang menggunakan jubah uskup berwarna merah inilah yang kemudian jadi inspirasi baju Santa Claus.

Dikutip dari USA Today, figur Santo Nikolaus sendiri populer di seluruh Eropa, terutama Belanda. Nama “Santa Claus” berasal dari nama Belandanya yaitu “Sint Nikolaas” atau singkatnya “Sinter Klaas.”

Baca Juga: Cek, 10 Rekomendasi Kado Natal Buat Orang Terkasih

Orang Belanda dipercaya membawa legenda Santo Nikolas (Sinterklaas) ke New Amsterdam (sekarang Kota New York), bersama dengan kebiasaan memberikan hadiah dan permen kepada anak-anak pada hari perayaannya, 6 Desember.

Menurut History Channel, para imigran Belanda menyebarkan pengetahuan tentang Santo Nikolaus ke warga Amerika di akhir 1700-an.

John Pintard, anggota New York Historical Society, membantu membentuk gambaran Santa modern setelah ia membagikan visualisasi St. Nicholas pada pertemuan tahunan perkumpulan itu di 1804.

Latar belakang gambar ini memperlihatkan stoking yang diisi dengan mainan dan buah-buahan yang tergantung di atas perapian, gambaran ini menyerupai visual yang masih dikaitkan dengan Santa hingga saat ini.

Pada 1809, kisah-kisah Sinter Klass dipopulerkan melalui buku Washington Irving yaitu “The History of New York.

Lalu terbitlah sebuah puisi tahun 1822 berjudul “An Account of a Visit from St. Nicholas,” yang biasa disebut “Twas The Night Before Christmas.

Di puisi ini terdapat narasi Sinterklas adalah “peri tua yang sangat periang” yang mengendarai kereta luncur, untuk memberikan hadiah kepada anak-anak yang berperilaku baik.

Baca Juga: Waspada, Cuaca Ekstrem Mengintai di Libur Nataru 2024/2025

Penggambaran Santa Claus saat ini didasarkan pada gambar yang dibuat kartunis Thomas Nast untuk Harper’s Weekly pada 1863, yang terinspirasi dari puisi “Twas The Night Before Christmas.”

Visualisasi tersebut selanjutnya digambarkan lebih lanjut oleh iklan Sinterklas populer, yang dibuat untuk Perusahaan Coca-Cola pada tahun 1931 oleh ilustrator Haddon Sundblum.

Sinterklas versi Sundblum adalah seorang pria gemuk berjanggut putih yang memakai setelan merah dengan ikat pinggang hitam dan hiasan bulu putih, sepatu bot hitam, dan topi merah nan lembut.

Figur kemudian berkembang di budaya populer. Santa Claus digambarkan hidup di Kutub Utara bersama istrinya Mrs. Claus, di mana ia menghabiskan setahun membuat mainan dengan bantuan para kurcaci.

Santa Claus versi budaya pop juga kerap digambarkan naik kereta luncur yang terbang bersama delapan rusa kutub saat malam Natal, turun dari cerobong asap di tiap rumah, untuk memberikan hadiah pada anak-anak.

Popularitas Santa Claus atau Sinterklas pun menyebar ke seluruh dunia, termasuk kembali ke Eropa, dengan berbagai adaptasi sesuai budaya setempat.

Sinterklas pun menjadi simbol kedermawanan, kebahagiaan, dan semangat berbagi di Hari Natal.

Leave a Reply